Ternyata Presiden Jokowi Berulang Kali Ingatkan Menteri, Puncaknya Ancaman Reshuffle
Politik | 29 Juni 2020, 21:52 WIBJAKARTA, KOMPASTV – Kekesalan Presiden Joko Widodo saat membuka Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6/2020) lalu ternyata puncak dari peringatan kepada menteri yang masih bekerja biasa-biasa saja.
Kepala Staf Kepresiden Moeldoko mengatakan Presiden Jokowi sudah berkali-kali memperingatkan para menteri untuk bekerja lebih keras di masa krisis akibat pandemi Covid-19. Namun, belum ada hasil yang signifikan dari kinerja para menteri.
Menurut Moeldoko, pada Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6/2020) lalu, merupakan perintan yang kesekian kali.
Baca Juga: Analisis di Balik Jokowi Marahi Menteri hingga Ancam Reshuffle dan Bubarkan Lembaga
Dalam pernyataan bahwa kinerja kabinet tidak ada kemajuan yang signifikan nada bicara Presiden Jokowi meninggi.
Begitu juga saat menyatakan bisa saja melakukan tindakan membubarkan lembaga dan Reshuffle alias perombakan kabinet.
Ia juga berkali-kali menekankan bahwa para menteri harus memiliki perasaan yang sama. Perasaan krisis yang membutuhkan kinerja yang luar biasa.
“Presiden khawatir para pembantu ada yang merasa saat ini situasi normal. Untuk itu diingatkan. Ini peringatan ke sekian kali," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/6/2020). Dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Jokowi Marah! Menteri Kesehatan Kena Sentil Soal Anggaran Belanja
"Maka penekanan kali ini lebih keras dari sebelumnya," sambung Moeldoko.
Moeldoko menembahkan saat itu, Presiden Jokowi ingin para menterinya memiliki semangat yang sama dalam mengatasi pandemi virus corona.
Sebab, diperlukan kerja yang luar biasa dalam menghadapi kondisi negara saat krisis akibat pandemi.
Sejak awal, sambung Moeldoko, Presiden Jokowi ingin penanganan Covid-19 diprioritaskan kepada sektor kesehatan, sosial, dan ekonomi. Namun nyatanya, penanganan di tiga sektor tersebut masih lemah.
Baca Juga: Presiden Jokowi Jengkel, di Tengah Krisis Pandemi Kinerja Menteri Masih Biasa-Biasa Saja
"Peringatannya adalah ini situasi krisis yang perlu ditangani secara luar biasa. Penanganan yang tidak cukup biasa-biasa, linear. Tapi seorang pemimpin dari lembaga harus ambil langkah efektif, efisien, dan tepat sasaran," ujar Moeldoko.
Sebelumnya Presiden Jokowi merasa jengkel lantaran kinerja menteri dalam situasi krisis akibat pandemi Covid-19 biasa-biasa saja.
Ia menilai para menteri di Kabinet Indonesia Maju, menganggap krisis akibat pandemi Covid-19 hal yang normal dan terjadi di seluruh negara di dunia.
“Saya lihat masih
Baca Juga: Jokowi Jengkel! Sampaikan Ancaman Reshuffle dan Bubarkan Lembaga
banyak kita ini yang biasa-biasa saja, saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan, suasana ini krisis,” ujar Presiden Jokowi saat pembukaan Sidang Kabinet Paripurna, Istana Negara, (18/6/2020) yang diunggah di akun Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).
Presiden Jokowi meminta agar para menteri harus berpikiran yang sama bahwa Indonesia sedang diambang krisis bukan berpandangan bahwa hal ini normal dan terjadi di negara-negara lain.
Ia juga meminta agar kendala yang terjadi terkait lambatnya kinerja kabinet dalam penanggulangan krisis dapat dilaporkan. Termasuk soal ganjalan peraturan.
Presiden Jokowi tidak keberatan jika nantinya harus mengeluarkan Perppu ataupun Perpres.
Baca Juga: [FULL] Jokowi Minta Menteri Lakukan Terobosan Baru, Apa Saja?
“Kalau mau minta Perppu lagi saya buatin Perppu. Kalau yang sudah ada belum cukup. Asal untuk rakyat, asal untuk negara. Saya pertaruhkan reputasi politik saya,” ujar Presiden Jokowi.
Ia menyoroti bidang kesehatan masih dianggap biasa. Sebab anggaran Rp75 triliun baru keluar 1,53 persen. Bansos yang sudah terlaksana juga dinilai masih tahap lumayan. Begitu juga di bidang ekonomi.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV