Percepat Penanganan Covid-19, Jokowi: Saya Minta Ada Terobosan dan Tidak Datar-Datar Saja
Politik | 29 Juni 2020, 13:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta dilakukannya terobosan baru yang berdampak besar terhadap penanganan pandemi Covid-19 di tengah masyarakat.
Baca Juga: Jokowi: Percepat Pembayaran Layanan Kesehatan Covid-19, Jangan Bertele-tele!
Bersama jajaran terkait, Jokowi melakukan evaluasi penanganan pandemi dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, (29/62020).
"Saya minta agar kita bekerja tidak linier. Saya minta ada sebuah terobosan yang bisa dilihat oleh masyarakat dan terobosan itu kita harapkan betul-betul berdampak kepada percepatan penanganan ini. Jadi tidak datar-datar saja," ujar Jokowi, mengawali pengantar rapat terbatas itu.
Menurut Jokowi, saat ini beberapa provinsi diketahui masih memiliki angka penyebaran Covid-19 yang cukup tinggi.
Untuk mempercepat penanganan di provinsi atau di daerah-daerah tertentu itu, Jokowi memandang diperlukan adanya tambahan personel atau tenaga medis yang diperbantukan dari pusat.
Demikian pula dengan tambahan peralatan-peralatan medis yang dapat membantu penanganan.
Jokowi juga meminta jajarannya untuk mengawasi dan memberi panduan bagi daerah-daerah yang akan memulai menuju masa adaptasi kebiasaan baru.
Pemerintah pusat harus turun memberikan panduan kepada daerah mengenai tahapan-tahapan yang harus dilalui sebelum membuka kembali fasilitas dan kegiatan publik maupun perniagaan.
"Saya juga minta dilihat betul daerah-daerah yang mulai masuk ke new normal. Tahapannya betul-betul dilalui baik itu prakondisi, timing-nya kapan, diberikan panduan, ada guidance dari pusat sehingga mereka tidak salah," tutur Jokowi.
"Ada prakondisi, ketepatan timing-nya, kemudian yang ketiga prioritas sektor mana yang dibuka. Itu betul-betul diberikan panduan," imbuhnya.
Jokowi melanjutkan, sosialisasi penerapan disiplin protokol kesehatan juga harus dilakukan secara besar-besaran.
Di sejumlah daerah ditemukan pula banyak kasus penolakan masyarakat terhadap pemeriksaan PCR maupun rapid test sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemi yang harus segera diatasi dengan sosialisasi yang persuasif.
Baca Juga: Jokowi Jengkel! Sampaikan Ancaman Reshuffle dan Bubarkan Lembaga
"Pemeriksaan PCR maupun rapid test yang ditolak oleh masyarakat. Ini karena apa? Mungkin datang-datang pakai PCR, datang-datang bawa (alat) rapid test, belum ada penjelasan dan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat yang akan didatangi sehingga yang terjadi adalah penolakan," kata Jokowi.
Untuk itu, lanjut Jokowi, pelibatan tokoh-tokoh agama atau elemen masyarakat lainnya diperlukan untuk mendukung proses komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
"Pelibatan tokoh-tokoh agama atau masyarakat, budayawan, sosiolog, antropolog dalam komunikasi publik harus secara besar-besaran kita libatkan sehingga jangan sampai terjadi lagi merebut jenazah yang jelas-jelas (positif) Covid oleh keluarga," ucap Jokowi.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV