> >

Jokowi Minta Koordinasi Penanganan Corona Jatim Diperbaiki, Sindir Khofifah dan Risma?

Berita kompas tv | 25 Juni 2020, 19:54 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan amanat saat memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (1/6/2020). Upacara secara virtual itu dilakukan karena pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/BPMI Setpres/Handout/wsj. (Sumber: ANTARA FOTO/BPMI Setpres)

Pernyataan Jokowi tersebut seolah menyindir kinerja penanganan corona di Jatim yang sebelumnya memang kerap diwarnai silang pendapat antara Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Pasalnya, jika dirunut ke belakang, ada silang pendapat sejak klaster penyebaran virus Corona (Covid-19) di PT HM Sampoerna Tbk Rungkut II Surabaya pada 14 April 2020.

Kemudian saat rumah sakit penanganan Covid-19 di Surabaya kelebihan kapasitas juga menjadi perseteruan Khofifah dan Risma.

Puncaknya adalah ketika Risma marah dan menangis karena kesal dua mobil laboratorium dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang tadinya diperbantukan untuk Surabaya seketika melenceng dialihkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim ke lamongan.

Baca Juga: Fakta Menarik Khofifah dan Risma yang Kerap Saling Sentil, Pengamat Angkat Suara

Banyaknya silang pendapat dan saling sentil Khofifah dan Risma ternyata mengundang reaksi pengamat politik Adi Prayitno. 

"Pertama, sangat tak elok kedua pemimpin itu mempertontonkan ketidakharmonisan di depan publik. Malah bikin panik masyarakat karena pemimpin mereka tak solid, tak kompak, bahkan saling tengkar," ujar Adi saat dihubungi Kompas.TV melalui Whatsapp, Kamis (15/6/2020).

"Cukup duduk bareng saja apa susahnya bicara dari hati ke hati tak perlu berebut paling benar. Kan malu dilihat orang apalagi Jatim banyak menang lomba vidio tangani corona dari Mendagri," sambungnya.

Menurut Adi, pertengkaran mereka tak menyelesaikan apapun. Malah kasus corona makin melonjak.

"Apalagi Bu Risma dan Bu Khofifah sama-sama pendukung Jokowi. Untuk apa saling bantahan seperti itu ya kan?" katanya.

Terkait efek pertengkaran itu, masyarakat mencium aroma rivalitas keduanya karena selalu digadang-gadang sebagai calon potensial jadi capres 2024.

"Makanya saling serang demi menunjukkan kinerja terbaik sambil menegasikan yang lain. Kalau begini kan repot, ya lebih baik duduk bareng, akur," jelas Adi.

Baca Juga: Soal Silang Pendapat, Emil Dardak: Risma dan Khofifah Tetap Kompak Tangani Corona Surabaya

 

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU