Luhut: Supaya Anak Muda Tahu, Suka Tidak Suka China Kekuatan Dunia yang Tak Bisa Diabaikan
Berita kompas tv | 6 Juni 2020, 10:05 WIBBaca Juga: 871 Purnawirawan TNI-Polri Disebut Dukung Said Didu Berperkara dengan Luhut, Jubir: Namanya Dicatut
Mantan Menko Polhukam itu pun berulang kali menegaskan jumlah TKA China yang datang ke Indonesia sangat kecil.
Di kawasan industri Konawe, Sulawesi Tenggara, misalnya, TKA China hanya sekitar 8 persen dari total tenaga kerja yang terserap dalam proyek.
Jumlah TKA China pun diharap bakal semakin berkurang dengan dibangunnya politeknik di Morowali.
Baca Juga: Ini Nama-nama 871 Purnawirawan TNI-Polri yang Disebut Dukung Said Didu Berperkara dengan Luhut
"Terkait Tenaga Kerja Asing (TKA) China, sebenarnya jumlah mereka seperti di Konawe hanya kurang lebih 8 persen dari para pekerja yang ada. Saat ini jumlah TKA juga makin berkurang dengan adanya politeknik di Morowali," kata Luhut.
Sebagai informasi, nama Luhut kerap dikaitkan dengan polemik kedatangan TKA asal China.
Sebanyak 500 orang TKA asal China ini akan dipekerjakan di dua perusahaan tambang nikel yang ada di Sultra, yaitu PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel.
Luhut mengungkapkan, TKA China ini datang ke Sultra dalam proyek persiapan industri litium baterai. Dia menegaskan, bahwa para tenaga ini dibutuhkan untuk membangun industri di Indonesia.
Baca Juga: Tolak Dipulangkan, TKA China Mengamuk di Bandara Banyuwangi
Luhut mengatakan, kehadiran 500 pekerja China itu dibutuhkan karena Indonesia belum siap mengerjakan proyek ini sendirian. Teknologi yang diterapkan dalam pabrik milik VDNI berasal China, sementara SDM dalam negeri dinilai belum menguasainya.
"Memang industri ini memerlukan orang orang yang paham membangunnya. Tidak serta merta kita siap. Kita nggak siap, kita harus jujur itu. Tapi sekarang ini kita kerjakan," ujar Luhut.
"Jadi Juni atau Juli siap kita kerjakan ini nanti tenaga asing yang mengerjakan, biarlah mengerjakan."
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV