Harga Bawang Merah dan Gula Masih Tinggi, Jokowi: Masalahnya di Mana?
Berita kompas tv | 13 Mei 2020, 11:45 WIBJAKARTA, KOMPASTV - Presiden Joko Widodo menyoroti dua bahan pokok yang harganya masih di atas yang ditetapkan saat membuka rapat terbatas kebutuhan bahan pokok melalui Telekonferensi, Rabu (13/5/2020).
Kedua bahan pokok itu yakni Bawang Merah dan Gula Pasir. Presiden Jokowi menilai, harga Bawang Merah di pasaran masih di anggka Rp51 ribu jauh diatas harga nasional yakni Rp32 ribu.
Begitu juga dengan gula pasir yang masih di kisaran Rp17 ribu hingga Rp17500 di atas harga yang ditetapkan yakni Rp12500.
Baca Juga: Jokowi: Ada Cadangan Bansos, Warga yang Belum Dapat Lapor ke RT atau RW
Presiden Jokowi meminta agar tingginya harga kedua kebutuhan pokok ini dikoreksi. Baik dari sisi pendistribusian sehingga harga menjadi mahal maupun persediaan barang.
"Dilihat masalahnya ada dimana, apakah distribusi atau memang stok kurang atau ada yang sengaja mempermainkan harga agar dapat keuntungan besar. Saya minta di cek di lapangan dan di kontrol sehingga harga semuanya bisa terkendali," ujar Jokowi.
Merujuk harga dan pasokan Bawang Merah dari Kementerian Perdagangan per tanggal 12 Mei 2020 harga Bawang Merah di Pasar Induk Kramat Jati Rp45 ribu dengan pasokan 60 ton. Harga ini lebih tinggi dari hari sebelumnya yakni Rp44 ribu dengan stok 72 ton.
Saat ini harga Bawang Merah di Pasar Induk Kramat Jati Rp44 ribu. Namun di Pasar Minggu harga Bawang Merah membengkak menjadi Rp55 ribu, begitu juga di Pasar Rawamangun dan Pasar Pal Merah. Sementara di Pasar Mayestik harga Bawang Merah menjadi Rp65 ribu.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan Protokol Covid-19 Tetap Dijalankan Saat Penyerahan Bansos
Untuk gula pasir di Pasar Jatinegara sebesar Rp18 ribu/Kg, di Pasar mingu harga gula pasir mencapai Rp20 ribu/Kg. Sementara di Pasar Mayestik Rp19 ribu/Kg dan Pasar Pal Merah Rp17 ribu/Kg.
Harga gula pasir termurah berada di Pasar Grogol yakni Rp14 ribu/Kg, namun harga tersebut masih di atas yang ditetapkan yakni Rp12500.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV