Pekerja Migran Pulang ke Indonesia, Migrant CARE Minta Pemerintah Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Berita kompas tv | 12 Mei 2020, 00:03 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Migrant CARE, Wahyu Susilo meminta Pemerintah harus menerapkan protokol yang ketat dalam mengantisipasi kepulangan pekerja migran Indonesia.
Warga negara Indonesia (WNI) dari luar negeri yang bakal tiba di Indonesia itu harus diperlakukan secara khusus.
“Di terminal-terminal moda transportasi, tempat kepulangan pekerja migran, seperti di airport dan pelabuhan-pelabuhan harus disediakan pusat-pusat karantina. Terutama bagi mereka yang terindikasi bergejala. Karena statusnya jadi PDP. Di situ juga harus diterapkan protokol kesehatan WHO,” ujar Wahyu, saat dihubungi kompas.tv, Senin (11/5/2020).
Baca Juga: Pemerintah Kuwait Pulangkan 164 WNI dengan Penerbangan Khusus, Tiket Gratis!
Menurut Wahyu, untuk orang yang tidak bergejala dapat langsung menggunakan moda transportasi lanjutan.
Namun, moda transportasi itu juga harus disediakan dan disiapkan pemerintah.
Tujuannya tak lain adalah agar para pekerja migran itu terhindarkan dari praktek pemerasan.
“Biasanya ada saja praktek pemerasan yang dialami oleh pekerja migran sesaat sampai di bandara, stasiun dan lainnya,” tutur Wahyu.
Ia melanjutkan, begitu para pekerja migran itu tiba di tempat tujuannya, maka perlu juga diterapkan kembali protokol kesehatan.
“Jadi untuk antisipasi meskipun mereka pada tahap pertama tidak bergejala, tetapi di tahapan kedua bergejala, maka harus dikarantina karena statusnya PDP,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, penanganan pemulangan warga negara Indonesia ( WNI) dari luar negeri akan melibatkan pemerintah daerah.
Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat konferensi pers di BNPB, Senin (11/5/2020).
"Penanganan kepulangan WNI dari luar negeri akan melibatkan daerah," ujar Menlu Retno.
Sesuai arahan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, maka setiap pemerintah daerah perlu mempersiapkan diri agar dapat menerima warganya kembali.
Oleh karena itu, kata Retno, pemerintah daerah perlu disiapkan untuk menerima mereka kembali ke daerah masing-masing.
Dalam pelaksanaannya, koordinasi dan kerja sama antar daerah, serta daerah dengan pemerintah pusat menjadi kunci.
Pasalnya, kedatangan WNI dari luar negeri di tengah pandemi Covid-19 ini sangat rentan dapat membentuk klaster baru penyebaran penyakit tersebut di Tanah Air.
Apalagi, jumlah WNI yang kembali pun tidak sedikit.
Dari data Kementerian Luar Negeri, Retno melanjutkan, per 10 Mei 2020 terdapat 72.966 orang WNI yang kembali dari Malaysia.
Mereka kembali melalui jalur laut sebesar 65 persen atau 47.674 orang, melalui jalur darat sebesar 20 persen atau 14.681 orang, dan melalui udara 15 persen atau 10.611 orang.
"Pemerintah Malaysia telah memperpanjang berlakunya Movement Control Order (MCO) dalam bentuk conditional MCO yang semula akan berakhir 12 Mei diperpanjang sampai 9 Juni 2020," tutur Retno.
Per 10 Mei 2020 pula, terdapat pekerja migran Indonesia yang merupakan anak buah kapal (ABK) telah tiba di Indonesia sebanyak 14.244 orang.
Baca Juga: 34.300 Pekerja Migran Diprediksi Pulang ke Indonesia
Mereka kembali melalui jalur udara, yaitu Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai, Bali.
Termasuk jalur laut, yakni Pelabuhan Benoa dan Tanjung Priok. Adapula WNI yang kembali dari Arab Saudi sebanyak tiga kali rombongan kepulangan dengan total 992 orang.
Kemudian ada WNI dari Kuwait yang mendarat pada 10 Mei 2020 malam sebanyak 164 orang, Aljazair sebanyak 391 orang, WNI dari Kairo sebanyak 75 orang yang tiba pada 25 April 2020.
Jumlah tersebut masih akan bertambah dengan kepulangan dari Kairo dan Oman sebanyak 333 orang.
"Hari ini akan tiba WNI dari Bangladesh sejumlah 196 orang. Selain itu, hari ini juga akan tiba 567 awak kapal WNI yang bekerja di 3 kapal pesiar melalui pintu masuk pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Soekarno-Hatta," kata Retno.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV