> >

Cerita Asal Usul Nama Didi Kempot hingga Ciptakan 800 Lagu

Berita kompas tv | 5 Mei 2020, 16:57 WIB
Penyanyi Didi Kempot. (Sumber: Foto: Komps.com, Desain: Achmad Ilyas/KompasTV)

KOMPAS.TV - Penyanyi Didi Kempot meninggal dunia, Selasa (5/5/2020). Dia meninggal pada usia 53 tahun karena mengalami henti jantung di RS Kasih Ibu Solo, Jawa Tengah.

Kepergian Didi Kempot sangat mengejutkan dan menjadi duka mendalam bagi keluarga dan para penggemarnya yang dikenal dengan Sobat Ambyar.

Berbagai kisah soal "Bapak Patah Hati" ini pun kini tinggal kenangan.

Baca Juga: Didi Kempot di Mata Para Penggemar

Mengapa Didi Kempot? 

Penyanyi campursari bernama lengkap Dionisius Prasetyo itu pernah berbagi cerita soal kenapa ia memilih nama "Didi Kempot", yang membawanya menjadi legenda di dunia musik Tanah Air.

Didi Kempot sendiri memulai karier musiknya dari menjadi musisi jalanan. Kini dia menjadi legenda dengan ratusan karyanya.

Semasa hidupnya, Didi mengungkapkan, nama belakangnya 'Kempot' merupakan sebuah singkatan dari 'Kelompok Pengamen Trotoar'.

"Ngamen di jalanan sebelum saya kenal rekaman, saya ngamen di Keprabon dulu pertama kali. Di Solo ada tempat nasi liwet Keprabon, habis itu kami hijrah ke Jakarta coba-coba nasib kumpul di Bundaran Slipi dulu. Di situlah kami buat komunitas, timbullah Kelompok Penyanyi Trotoar," ungkap Didi Kempot dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Tradisi Brobosan Iringi Jenazah Didi Kempot Sebelum Dimakamkan

Ciptakan 800 Lagu 

Didi Kempot bisa dibilang sebagai salah satu musisi paling produktif di Indonesia. Dia telah menciptakan 700 sampai 800 buah lagu.

"Saya sudah menciptakan sekitar 700 sampai 800 lagu," kata Didi Kempot.

Bahkan, Didi Kempot "dinobatkan" oleh penggemarnya sebagai Bapak Patah Hati Nasional atau lebih dikenal dengan sebutan Godfather of Broken Heart.

Julukan ini muncul karena hampir sebagian lagu yang diciptakan olehnya bertemakan patah hati, kesedihan, penantian, dan kehilangan.

Sebut saja lagu lawas Stasiun Balapan yang menceritakan sepasang kekasih yang berpisah di Stasiun Balapan Kota Solo, atau lagu Cidro yang menceritakan seseorang yang patah hati karena beda kasta.

Serta sederet lagu lainnya yakni, Sewu Kuto, Suket Teki, Pamer Bojo, Banyu Langit, Pantai Klayar, Layang Kangen, serta ratusan lagu lainnya yang sebagian besar menggunakan bahasa Jawa.

Hal ini membuat karya-karyanya tidak hanya enak didengarkan, tetapi juga terasa dekat di hati banyak orang yang mengalami kisah serupa.

Lagu berjudul "Pamer Bojo" yang telah dirilis di tahun 2016 kembali melejit di dunia musik Tanah Air pada 2019.

Didi Kempot pun kian tenar di kalangan anak-anak muda.

Baca Juga: Ojo Mudik, Lagu Terakhir Didi Kempot Ajak Sobat Ambyar Lawan Corona

Anak muda yang sebelumnya malu-malu untuk mendengarkan campursari kini tanpa ragu lagi menjuluki diri mereka sebagai Sobat Ambyar.

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU