> >

Cegah Covid-19, Jusuf Kalla: Jangan Mudik Dulu, Banyak Wilayah di Indonesia Terapkan PSBB

Berita kompas tv | 22 April 2020, 21:44 WIB
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla menyampaikan bahwa mudik bukan menjadi hal penting untuk sekarang ini.

Dalam pandangan pria yang akrab disapa JK itu, mudik akan sia-sia belaka karena setiap daerah sudah serentak menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau minimal mengkarantina warga yang berasal dari kota-kota besar.

Maka mudik yang biasanya hanya seminggu itu akan habis di masa karantina karena waktunya mencapai empat belas hari.

Baca Juga: Saran MUI, Ramadhan Tahun Ini Umat Islam Salat Berjamaah Bukan di Masjid Tapi di Rumah Saja

“Tidak ada gunanya mudik sekarang, mau dilarang atau tidak, karena semua daerah sudah memberikan aturan kalau datang dari kota besar. Jadi buat apa mudik? Keluar dari situ (tempat karantina) balik lagi (ke kota),” ujar JK, saat mengikuti Rapat Pleno online bersama Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Rabu (22/4/2020).

Langkah tidak mudik itu, menurut JK, adalah cara mengurangi sebab-sebab Covid-19.

Menurutnya, kasus Covid-19 ini lebih parah dibandingkan dengan kejadian bencana alam sekelas tsunami sekalipun.

Bencana alam separah apapun, tutur JK, biasanya akan ditangani pada bagian akibatnya dan pada para korban yang berjatuhan.

Namun Covid-19 ini bukan hanya akibat yang harus ditangani, namun juga sebab-sebab yang terus muncul.

 “Sekarang ini, sebab dan akibatnya harus diselesaikan bersama, harus ada prioritas bersama-sama kita selesaikan,” ujar mantan Wakil Presiden Republik Indonesia ini.

JK menerangkan, Covid-19 ini bukan lagi sekadar wabah, namun sudah menjadi teror dunia.

Menurutnya, tidak ada satu pun negara di dunia yang 100 persen bisa mengatasi ini.

Bahkan sekelas China yang semula dikira berhasil pun, ternyata kini kembali khawatir dengan yang mereka sebut sebagai kasus Covid-19 impor. 

Bagi JK, musibah ini sangat keras karena menyangkut segala aspek kehidupan.

“Apapun yang kita kerjakan, entah itu ekonomi, ibadah, tidak akan bisa selesai tanpa kita menyelesaikan. Sebab, apa pun yang diberikan kepada masyarakat hanya mengisi supaya masyarakat tetap semangat, apa pun yang kita lakukan, tidak bisa tanpa mengurangi sebab,” katanya.

“Waktunya kita bersatu melawan ini, kita bersama-sama, khususnya umat ini, bagaimana masing-masing menjaga kedisplinan memakai masker dan jarak,” imbuhnya.

JK menambahkan, beberapa ahli memprediksi bahwa puncak Covid-19 berlangsung pada bulan Mei ini.

Menurutnya, dengan menjadi puncak, maka akibat yang ditimbulkan juga mencapai puncak pula.

Bukan hanya dari sisi kesehatan dengan berjatuhannya korban, namun juga dari sisi ekonomi akan sangat terasa.

Apalagi dengan struktur penduduk yang mayoritas beragama muslim, maka akan semakin banyak muslim yang terkena imbas Covid-19.

Baca Juga: Masjid Bagikan Sembako dan Sediakan ATM Beras Gratis

JK mendorong berbagai lembaga amil zakat, infaq, maupun shadaqah (ZIS) bahu membahu membantu sesama muslim.

Bila tidak, lanjut JK, maka akan timbul masalah keamanan seperti penjarahan di banyak tempat.

“Ini bulan Mei banyak yang memperkirakan puncaknya, berarti puncaknya PHK, kemiskinan, dan kekurangan makanan. Maka, bagaimana kita bersama-sama mengefektifkan zis bersama-sama kepada yang tidak mampu minimal melalui masjid,” katanya.

Penulis : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU