> >

Pariwisata Indonesia Rawan Bencana, Apa Rencana BNPB?

Berita kompas tv | 3 Februari 2020, 17:41 WIB
Kepala Sub Direktorat Pemetaan dan Analisis Risiko Bencana, BNPB Abdul Muhari, saat diwawancarai Kompas TV (3/1/2020) (Sumber: Kompas TV)

Selain ancaman gempa dan tsunami, ancaman erupsi gunung berapi juga membayang-bayangi warga.

Meskipun gunung merupakan salah satu tempat wisata yang cukup digemari oleh warga, terutama bagi komunitas pendaki.

 

Salah satu gunung yang sering aktif adalah Gunung Agung di Bali.

Gunung ini kerap mengeluarkan erupsi menunjukkan keaktifannya.

Akibatnya, pesawat yang terbang di sekitar gunung, harus dialihkan.

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, terpaksa harus ditutup.

Yang lebih membahayakan, warga yang hidup di sekitar Gunung Agung jadi terganggu akibat erupsi.

Selain Bali, wisata gunung berapi juga ada di sejumlah daerah, seperti Gunung Bromo, Gunung Semeru di Jawa Timur, Gunung Rinjani di Lombok, dll.

Baca Juga: 70 Karyawan Kompas Gramedia Ikuti Pelatihan Siaga Bencana

Kepala Sub Direktorat Pemetaan dan Analisis Risiko Bencana, BNPB Abdul Muhari mengatakan, di balik keindahan, memang ada ada bahaya yang mengancam.

“ ini adalah dua sisi mata uang, ada keindahan, ada bencana. Dan ini tidak Cuma ada di Bali saja”, ujar Abdul kepada Kompas TV.

Untuk mengatasi permasalah ini, BNPB mengaku akan membuat sebuah sistem yang terintegrasi yang sudah sesuai dengan standar internasional. 

“ kita akan membuat sistem yang terintegrasi, mulai dari pusdalops nya, komponen perangkatnya, jadi akan ada komponen-komponen taktis, seperti heli taktis, dukungan sarana transportasi laut “, kata Abdul.

Targetnya, tahun 2020 ini, sistem terintegrasi ini sudah bisa diterapkan di lima destinasi super prioritas Indonesia, yaitu Danau Toba, Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang.

etelahnya, model BPBD terintegrasi ini dapat diterapkan di daerah-daerah lain.

Penulis : Abdur-Rahim

Sumber : Kompas TV


TERBARU