> >

Berawal dari Tanggapan Kasus Gus Miftah, Jubir Kepresidenan Minta Maaf soal Istilah Rakyat Jelata

Peristiwa | 6 Desember 2024, 09:01 WIB
Pendakwah Miftah Maulana saat acara buka puasa bersama Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo dan para menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Kamis, 28 Maret 2024 silam. (Sumber: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

Penggunaan istilah "rakyat jelata" dalam pernyataannya kemudian menuai kritik dari warganet. Itulah awal mula kontroversi yang dilakukan pihak Kantor Komunikasi Kepresidenan.

"Untuk itu, secara pribadi saya memohon maaf atas kejadian ini yang menyebabkan kontroversi terhadap masyarakat," ujar Adita, mengakhiri pernyataan permintaan maafnya.

Baca Juga: Kasus Viral Gus Miftah Olok Penjual Es Teh, Gerindra Sufmi Dasco: Perlu Dievaluasi

Sementara itu, polemik terkait Gus Miftah terus bergulir. Petisi untuk mencopot Miftah Maulana dari posisinya sebagai Utusan Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Sarana Keagamaan terus mendapat dukungan.

Per Jumat, 6 Desember 2024 petisi tersebut telah ditandatangani oleh 222.410 orang.

Petisi yang diluncurkan di platform change.org pada Rabu, 4 Desember 2024, mendapat respons luar biasa dengan 174.038 tanda tangan dalam 24 jam pertama.

Penulis : Danang Suryo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU