KPK Kerap Kalah dalam Praperadilan, Calon Dewas Benny Mamoto: Ada Ketidakprofesionalan Penyidik
Hukum | 20 November 2024, 16:28 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Calon anggota Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Benny Jozua Mamoto menjelaskan penyebab KPK kerap kalah dalam sidang praperadilan setelah menetapkan seseorang menjadi tersangka.
Menurut dia, salah satu penyebab utamanya karena ketidakprofesionalan penyidik yang bekerja di lembaga antirasuah tersebut.
Hal itu dikatakan Benny saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR RI, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Baca Juga: Johanis Tanak Hapus OTT Bila Terpilih Ketua KPK, Ruang DPR Riuh Tepuk Tangan
"Kemudian dalam hal kekalahan dalam praperadilan, kami mencoba mempelajari satu, satu, satu, kalahnya karena apa, dan sebagainya. Di sana memang kami melihat ada ketidakprofesionalan dari penyidik," kata Benny.
Ia menyebut, kekalahan KPK dalam sidang praperadilan harus menjadi evaluasi oleh pimpinan dan dewas yang terpilih nantinya.
"Inilah salah satu poin yang nantinya perlu menjadi perhatian, karena saat ini masyarakat lebih berani untuk menggugat, sehingga janganlah nanti kemudian KPK kalah kembali. Perlu profesionalisme kehati-hatian dan sebagainya," ujarnya.
Benny menambahkan, dirinya melihat kasus-kasus yang ditangani KPK dan dalam praperadilan kalah itu mayoritas bukan dari operasi tangkap tangan atau OTT.
"Kekalahan KPK dalam praperadilan justru pada kasus-kasus yang bukan hasil OTT. Nah ini tentunya muncul pertanyaan sejauh mana kecermatan penyidik dan sebagainya sehingga kalah," katanya.
Oleh sebab itu, dirinya akan mengevaluasi setiap penyelidikan yang ditangani penyidik bila nanti terpilih menjadi dewas.
Baca Juga: Ahmad Sahroni Bongkar Gagasan Capim KPK dan Penilaian 'Fit and Proper Test'
"Kemudian juga menyangkut masalah pengawasan, ini juga perlu dipertanyakan, apakah setiap ada gugatan sebelum ditanggapi itu dilakukan gelar perkara dulu untuk bagaimana menyikapi gugatan itu dan sebagainya," katanya.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV