Kisah Kematian Raden Barus dan Permintaan Maaf Pangdam I Bukit Barisan
Peristiwa | 11 November 2024, 15:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Penyerangan warga Desa Selamat di Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara oleh anggota Batalyon Artilerir Medan (Armed)-2/Kilap Sumagan, Jumat (8/11/2024) telah menibulkan korban nyawa.
Warga dibuat terkejut ketika melihat sesosok tubuh, Raden Barus (60), tergeletak bersimbah darah di pinggir jalan. Dia mengalami luka di sekujur tubuh. Warga tidak tahu bagaimana Raden bisa menjadi korban.
Padahal, Raden Barus dikenal sebagai sosok yang dituakan di kampung itu. ”Saat ditemukan, Raden masih hidup, tetapi kondisinya sudah kritis. Kami sempat berupaya membawa ke rumah sakit, tetapi sudah meninggal saat di jalan,” kata seorang warga, Bahrun, yang tidak terima atas kematian Raden Barus.
Dukutip dari Kompas.id, setelah jenazah Raden diotopsi di RS Bhayangkara Medan, ratusan warga berkumpul menggelar protes ke Armed-2. Mereka membawa jenazah Raden ke depan Markas Armed-2 menuntut keadilan dan proses hukum atas kematian Raden.
Baca Juga: Setelah Dihukum Guru Squat Jump 100 Kali, Seorang Siswa SMP di Deli Serdang Meninggal Dunia
Suasana desa pun sempat mencekam dengan protes warga dan amuk TNI yang belum reda. Mobil truk milik Armed-2 bolak-balik melintas di jalan desa dengan kecepatan tinggi.
Ketegangan mulai mereda ketika Panglima Kodam I Bukit Barisan Letnan Jenderal Mohamad Hasan datang ke Markas Armed-2 dan menemui warga. Hasan meminta maaf secara langsung kepada warga, khususnya keluarga korban. Dia menjamin anggotanya tidak akan melakukan serangan lagi kepada warga.
Hasan juga hadir langsung dalam acara pemakaman Raden. Di hadapan Hasan, anggota keluarga menangis histeris meminta agar mereka diberikan keadilan. Keluarga meminta proses hukum terhadap anggota TNI yang telah menganiaya Raden hingga meninggal.
Baca Juga: 2 Orang Tewas setelah Kampung di Deli Serdang Diserang, Warga Sebut Pelaku Ratusan Orang
”Saya sudah bertemu dengan pihak keluarga Bapak Raden Barus, termasuk beberapa yang keluarganya masih dirawat. Kami menyampaikan permohonan maaf. Kami memastikan bahwa peristiwa ini tidak akan terulang lagi,” kata Hasan, Minggu (10/11/2024).
Hasan menyebut, dia sangat menyesali tindakan yang dilakukan oleh anggotanya. “Kalaupun saya harus menggantikan almarhum, saya siap melakukan itu sekarang. Saya Ikhlas,” katanya.
Proses Hukum
Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha menjelaskan, proses hukum telah berjalan terhadap semua anggota Armed-2 yang terlibat dalam penyerangan warga itu. ”Oknum yang terkonfirmasi ada 33 orang. Mereka diperiksa di Polisi Militer Kodam I BB,” kata Dody.
Dody mengatakan, Pangdam I Bukit Barisan sudah melaksanakan jam komandan di Armed-2 untuk memberikan arahan kepada seluruh prajurit. Pangdam I Bukit Barisan juga memimpin langsung mediasi dengan warga.
”Pada intinya tidak akan terjadi lagi kejadian penyerangan tersebut sehingga diharapkan suasana kondusif di sana,” kata Dody.
Saat ditanya penyebab penyerangan, Dody menyebut mereka masih menyelidiki hal itu. Kodam I BB juga belum menjelaskan kronologi hasil penyelidikan mereka. Dugaan awal, anggota Armed-2 terlibat perkelahian dengan beberapa pemuda warga Desa Selamat pada Jumat sore. Perkelahian diawali dengan cekcok antara anggota TNI dan warga yang melintas di jalan.
Puluhan anggota TNI kemudian menyerang perkampungan warga di dekat markasnya itu, di Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Anggota TNI lantas menyisir kampung, mendobrak rumah, menyeret, dan menganiaya warga hingga luka dan tewas. Para penyerang membawa senjata tajam dan dobel stik.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV