Menteri Pendidikan Tinggi yang Minta Rektor Batalkan Pembekuan BEM Unair: Tolong Jaga Baik Kebebasan
Peristiwa | 28 Oktober 2024, 13:56 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro yang minta Rektor Universitas Airlangga untuk membatalkan pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro, Senin (28/10/2024).
“Saya tadi malam sudah beritahu rektor Unair supaya batalkan pembekuan BEM Unair dan dia mengatakan siap untuk itu,” Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Satryo menegaskan, pemerintahan memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk menyampaikan penndapat. Namun, kata Satryo, kebebasan yang diberikan kepada mahasiswa harus dibarengi dengan akuntabilitas dan tanggung jawab.
Baca Juga: Menperin Minta Komisaris Utama Sritex Buat Strategi Besar Keluar dari Pailit
“Saya minta kepada mereka Bapak Ibu Rektor, tolong jaga dengan baik karena kebebasan itu harus di barengi dengan akuntabilitas tanggung jawab pada publik, itu yang harus dipastikan,” tegasnya.
Dan hari ini, Senin (28/10/2024) pembekuan BEM Fisip Unair sudah dicabut setelah diadakan pertemuan antara pihak BEM dan dekanat.
Sebelumnya viral di media sosial karya seni satire berbentuk karangan bunga yang mengucapkan selamat atas pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Karangan bunga tersebut, dipasang di taman barat FISIP Unair pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Dikutip dari Tribunnews, Presiden BEM Fisip Unair, Tuffahati Ullayyah mengaku pemasangan karya seni satire berbentuk karangan bunga tersebut sudah direncanakan sejak dua minggu sebelumnya.
“Kami sudah merencanakannya 2 minggu menjelang pelantikan presiden,” ucapnya Minggu (27/10/2024).
Baca Juga: Ternyata, Presiden Prabowo Biayai Sendiri Retret Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang
Menurut Tuffahati, pemasangan karya seni satire berbentuk karangan bunga dilakukan setelah pihaknya melakukan kajian ilmiah.
“Kami ada kajian ilmiahnya tetapi belum kami publikasi, selama satu periode ini kami gencar mengawal isu pelanggaran HAM,” jelasnya.
Tuffahati berharap, melalui kajian dan karya seni satire tersebut, mahasiswa bisa belajar untuk menyampaikan kritik secara kreatif. Namun sayangnya, karya seni tersebut berujung pembekuan BEM FISIP Unair.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV