> >

Pamit sebagai Wapres, Ma ruf Amin: Saya Tidak Pernah Banyak Tertawa kecuali Hari Ini

Peristiwa | 17 Oktober 2024, 14:25 WIB
Wapres Ma'ruf Amin dalam Rapat Koordinasi Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem dan Penyerahan Dana Insentif Fiskal Kemiskinan Ekstrem Tahun 2024 di Auditorium Setwapres, Jakarta, Rabu (18/09/2024). (Sumber: Tangkap Layar kanal Youtube Wakil Presiden Republik Indonesia.)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengaku tidak pernah banyak tertawa seperti halnya hari ini.

Hal tersebut disampaikan Ma’ruf Amin saat memberikan salam perpisahan kepada jajaran pegawai di Sekretariat Wakil Presiden, Kamis (17/10/2024).

“Saya tidak pernah banyak tertawa kecuali hari ini. Acaranya luar biasa, suatu kehormatan,” ucap Ma’ruf Amin.

“Paling tidak saya suka, karena berarti kita sudah akan berpisah,” tambah Ma’ruf.

Ma’ruf menuturkan, akhir pengabdiannya sebagai wapres sudah dipahaminya sejak awal pasti akan datang. Namun, ia mengaku terasa berat setelah sama-sama berjuang bekerja dengan baik dalam suasana yang humanis dan bersemangat.

Baca Juga: Mendadak Prabowo Tinggalkan Hambalang di Tengah Pembekalan Calon Wakil Menteri, Ini Tujuannya

“Terima kasih kepada semua pihak, masalah stunting turun, kemiskinan ekstrem turun, indeks perbaikan dan pembangunan di Papua naik, reformasi birokrasi indeksnya naik, secara keseluruhan sudah bisa dicapai,” ujar Ma’ruf.

“Semangat ini saya minta terus dijaga walaupun berganti pimpinan, berganti wapres. Pengabdian kita bukan pada seseorang, tapi untuk bangsa dan negara. Negara ini masih memerlukan Anda semua. Bagi yang tak lanjut berkiprah di sini, bisa diteruskan di tempat lain,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ma’ruf pun mengungkapkan dirinya akan kembali terjun ke politik sebagai Dewan Syuro PKB.

Baca Juga: Hasyim soal Pertemuan Prabowo dengan Megawati: Prabowo Sudah Tunggu 2 Tahun, Terserah Ibu

“Itu pengabdian, politik itu harus dimaknai sebagai pengabdian. Saya menyebutnya jihad islah, dalam arti perbaikan melalui jalur politik, berjuang untuk melakukan perbaikan untuk kemaslahatan semua pihak, pengabdian tidak boleh berhenti sampai akhir hayat,” katanya.

“Saya merasa gembira karena saya ditakdirkan jadi wapres, bisa mengabdi, padahal cita-cita tidak pernah jadi wapres, orang tua pengen saya jadi kiai,” tambahnya.

 

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU