BMKG: Waspada, 25 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang hingga 17 Oktober 2024
Peristiwa | 11 Oktober 2024, 08:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prospek cuaca sepekan ke depan Jumat (11/10/2024) hingga 17 Oktober 2024.
Berdasarkan analisis BMKG, sejumlah wilayah berpotensi hujan sedang hingga lebat dan angin kencang dalam sepekan ke depan.
BMKG menjelaskan, sejumlah wilayah di Indonesia sedang mengalami peralihan musim atau pancaroba.
"Hujan di periode ini sering kali bersifat lokal dan tidak merata, dengan intensitas yang bervariasi antara sedang hingga lebat dalam durasi singkat," tulis BMKG melalui akun Instagram @infobmkg.
Selama peralihan musim ini, lanjutnya, kondisi atmosfer cenderung menjadi labil dibanding musim kemarau, sehingga meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif seperti Cumulonimbus (CB).
Baca Juga: Waspada, BMKG Prediksi Wilayah Ini Akan Alami Curah Hujan Tinggi Sepanjang Oktober 2024
Awan-awan ini bisa memicu cuaca ekstrem, seperti petir, angin kencang, bahkan hujan es di wilayah dan pada kondisi tertentu.
"Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada menghadapi cuaca yang terik dan potensi hujan lebat dalam beberapa hari ke depan. Hujan dengan intensitas tinggi bisa terjadi kapan saja dan mungkin disertai petir serta angin kencang," tulis BMKG.
Kondisi Dinamika Atmosfer Global
BMKG mengatakan, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diprakirakan aktif di wilayah Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Selatan dalam sepekan ke depan.
Sementara untuk aktivitas gelombang atmosfer Kelvin terpantau di sebagian wilayah Sumatra Barat, Jambi, dan Pulau Jawa untuk sepekan ke depan. Faktor-faktor ini mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah wilayah tersebut.
Sirkulasi siklonik terpantau di Perairan barat Sumatera Barat, Laut Natuna, Laut China Selatan, Teluk Thailand, Selat Makassar, dan Samudera Pasifik sebelah timur Filipina yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi di Perairan barat Sumatera Barat, pesisir barat Aceh, pesisir barat Sumatera Utara, pesisir barat Sumatera Barat, Selat Makassar, Laut Natuna, dan di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina.
Daerah konvergensi lainnya juga memanjang di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, perairan utara Aceh. Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Selat Karimata, Laut Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Selat Makassar, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Barat daya, dan Papua Barat. Selain itu terdapat daerah pertemuan angin (konfluensi) yang terdapat di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera.
Sumatera bagian tengah, Laut Natuna, Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, pesisir timur Kalimantan Timur, Papua bagian tengah, dan Samudera Pasifik sebelah timur Filipina.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi/kontiuensi tersebut.
Peringatan Dini Sepekan ke Depan
Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. Berikut wilayahnya.
Wilayah berpotensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang:
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
- Kep. Riau
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Bengkulu
- Lampung
- Benten
- Jawa Barat
Baca Juga: Mipol Fisip UMJ Buka Konsentrasi Baru Politik Internasional Kajian Studi Baitul Maqdis
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua Pegunungan
- Papua Selatan
Wilayah berpotensi angin kencang
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Lampung
- Jawa Barat
- Yogyakarta
- NTT
- Sulawesi Selatan
- Papua Selatan
Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV