> >

Mengapa Temu Ditolak Beroperasi di Indonesia? Ini 3 Alasan Utama Menkominfo

Peristiwa | 3 Oktober 2024, 19:06 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi (tengah) di Indonesia Digital Test House (IDTH). (Sumber: Dok. presidenri.go.id)

"Kalau model bisnisnya begini siapa yang mau, gila lho dari pabrik ke konsumen," urainya.

Menariknya, Menkominfo juga mengungkapkan bahwa model bisnis seperti yang diterapkan 'Temu' ini bahkan menjadi perdebatan di negara asalnya sendiri.

"Saya yakin di negara asalnya juga jadi perdebatan itu (Temu)," kata Budi Arie.

Apa itu marketplace Temu?

Temu adalah platform e-commerce asal China yang dikenal dengan harga barang yang sangat murah dan diskon besar, hingga 90 persen.

Aplikasi ini menawarkan berbagai produk, mulai dari aksesoris mobil, pakaian, hingga peralatan rumah tangga, menjadikannya populer di beberapa negara. Contohnya, pengguna bisa mendapatkan earbud seharga Rp100.000 dan speaker tahan air sekitar Rp90.000.

Diluncurkan pertama kali di Amerika Serikat (AS) pada September 2022, Temu adalah anak perusahaan PDD Holdings, yang juga menaungi Pinduoduo.

Dalam dua bulan sejak peluncurannya, 'Temu' menjadi aplikasi paling banyak diunduh di AS. Meski sukses di pasar internasional, aplikasi ini menghadapi penolakan di Indonesia.

Baca Juga: Layanan Paylater Populer di Kalangan Milenial, Koneksi dengan Marketplace Jadi Incaran

'Temu' mampu menawarkan harga barang yang sangat murah berkat model bisnis Factory to Consumer (F to C), di mana produk dikirim langsung dari produsen ke konsumen tanpa melalui distributor atau pengecer.

Berbeda dengan marketplace seperti Shopee atau Tokopedia yang melibatkan berbagai perantara, 'Temu' memanfaatkan jaringan pemasok di China dan langsung mempertemukan konsumen dengan produsen di pusat produksi utama seperti Guangzhou dan Yiwu.

Model bisnis ini memungkinkan penghematan biaya hingga 50 persen, yang membuat harga barang di Temu lebih murah dibandingkan platform e-commerce konvensional.

 

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU