> >

Bentrok Warga dan PT MEG Timbulkan Korban Luka, Polisi Klaim Ada Provokator: Situasi Rempang Aman

Hukum | 23 September 2024, 18:30 WIB
Nelayan mencari kepiting di pesisir Sembulang, Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (30/9/2023). (Sumber: Pandu Wiyoga/Kompas)

BATAM, KOMPAS.TV - PT Makmur Elok Graha (MEG) menanggapi kabar penganiayaan sejumlah warga oleh petugasnya dalam bentrok yang terjadi di kawasan proyek Rempang Eko City, Batam, Kepulauan Riau, beberapa hari alu. PT MEG menuduh warga menjadi penyebab bentrok karena menyerang petugas lebih dulu.

Direktur Utama PT MEG Nuraini Setiawati menyebut terdapat tiga karyawan perusahaan tersebut yang mengalami luka akibat bentrok. Sebelumnya, diberitakan bahwa setidaknya tiga warga Pulau Rempang luka-luka akibat bentrokan.

Nuraini menyebut ketiga karyawan PT MEG mesti dirawat di rumah sakit karena bentrokan dengan warga. Karyawan PT MEG disebutnya terlibat bentrok karena mempertahankan lahan dari warga.

Baca Juga: Kekerasan terhadap Masyarakat Adat Pulau Rempang Masih Terjadi, Presiden Didesak Bertindak

"Akibat tindak kekerasan yang dilakukan warga menyebabkan pihak PT. MEG yang bernama Hardin mengalami luka dalam dan retak rahangnya, Afrizal mengalami luka di bawah mata yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur, Franklin mengalami luka di kepala. Ketiganya kemudian dirawat di rumah sakit selama tiga hari," kata Nuraini dalam keterangan PT MEG yang diterima Kompas TV, Senin (23/9/2024).

Kronologi bentrokan versi PT MEG

Nuraini mengeklaim bentrokan terjadi karena pihaknya diserang puluhan warga saat menjalankan program pemberdayaan bercocok tanam bersama dua warga setempat pada Rabu (18/9). Menurutnya, lahan tempat kegiatan termasuk wilayah yang telah diserahkan warga kepada PT MEG dan Badan Pengusahaan (BP) Batam.

"Sebagian lahan yang telah diserahkan oleh warga tersebut kemudian atas permintaan BP Batam dijaga PT MEG yang kemudian diberdayakan PT MEG untuk ketahanan pangan dan juga untuk menarik minat dari warga setempat agar bersedia bercocok tanam selama lahan belum digunakan untuk proyek pengembangan Kawasan Rempang," kata Nuraini.

Kata Nuraini, saat petugas sedang menjalankan kegiatan, mereka didatangi sekitar 20 warga dari Kampung Sembulan Camping pada Rabu (18/9) sekitar pukul 11.00 WIB. Warga yang dipimpin Bakir disebutnya meminta petugas PT MEG meninggalkan lokasi.

Permintaan tersebut tidak diindahkan petugas karena PT MEG merasa memiliki kewenangan di lahan tersebut. Kata Nuraini, warga terus berdatangan hingga lebih dari 50 orang dan memprovokasi petugas PT MEG.

"Situasi yang terus memenas berujung dengan tindak kekerasan  yang dilakukan warga terhadap pihak PT MEG," kata Nuraini.

"Dalam situasi yang demikian, karena sudah mengancam keselamatan diri, maka dengan terpaksa pihak PT MEG membela diri sehingga mengakibat warga yang melakukan tindak kekerasan terkena pukulan. Pembelaan diri tersebut hanya dilakukan terhadap warga yang melakukan tindak kekerasan." 

Nuraini juga membantah bahwa karyawan PT MEG tidak menganiaya salah satu warga lansia yang menjadi korban kekerasan, Siti Hawa (70) alias Nek Awe sebagaimana yang ramai diberitakan belakangan ini.

Kronologi versi warga

Sebelumnya, salah satu warga yang menjadi korban, Siti Hawa alias Nek Awe mengaku diserbu sekelompok karyawan PT MEG. Akibat bentrokan tersebut, Nek Awe mengalami luka di bagian lengan. Dua warga lain juga diketahui mengalami luka-luka, yakni Bakir (51) dan Samsudar (55).

Saat bentrokan terjadi, Siti Hawa mengaku hendak menyelamatkan seorang pemuda yang hendak dianiaya sejumlah orang di lokasi bentrok di kawasan Kampung Sungai Buluh. Namun, sehari kemudian, Siti Hawa mengaku kampungnya didatangi belasan orang yang bersikap agresif.

Menurut keterangan Siti, belasan pria itu datang menggunakan sepeda motor pada Kamis (19/9) sekitar pukul 10.00 WIB. Siti mengklaim belasan orang itu langsung mengacau usai turun dari sepeda motor.

"Dia orang datang, turun dari motor tidak ada basa-basi langsung serang dia semua," kata Siti dikutip Kompas.com.

Sebelum bentrokan terjadi, Siti menyebut terdapat empat orang yang hendak masuk ke sepetak perkebunan di kawasan Goba. Salah satu dari mereka kemudian mengeluarkan ponsel dan terlihat merekam sekitar lokasi kejadian.

Kata Siti, tindakan itu ditiru istri Bakir yang juga mengeluarkan ponsel untuk merekam. Namun, istri Bakir justru dimaki-maki.

"Dia meniru mereka ambil video juga, namun dimaki dengan kata kasar oleh mereka. Sampailah akhirnya ramai, mereka datang lagi begitu juga warga," kata Siti.

Siti juga menyebut terdapat sejumlah pria yang membawa senjata tajam ke lokasi kejadian. Aparat kepolisian turut hadir di lokasi, tetapi disebut tidak melakukan apa-apa.

Polisi: bentrok terjadi karena provokator

Kapolsek Galang Iptu Alex Yasral menyebut bentrokan antara petugas PT MEG dengan warga Rempang dipicu oleh provokasi. Iptu Alex mengaku pihaknya sedang mengejar sosok provokator tersebut.

Iptu Alex mengklaim sosok provokator itu menghasut warga dengan mengaku sebagai pemilik lahan dan akan menghibahkan lahan kepada mereka. Provokator itu juga disebutnya menyebarkan isu bahwa pihak perusahaan bertindak sewenang-wenang.

”Ada oknum yang memancing, memberi informasi kepada warga bahwa ada kesewenang-wenangan dari pihak MEG. Jadi, ini lagi kami dalami siapa sih pemberi informasi ini,” kata Alex.

Alex menilai bentrokan bisa terjadi karena "masalah komunikasi" antara pihak PT MEG dengan warga Rempang. Menurutnya, saat ini kedua pihak sedang menempuh jalur hukum terkait konflik ruang hidup di Rempang.

Alex mengklaim bahwa situasi di Pulau Rempang masih aman dan terkendali. Kata dia, terdapat pihak tertentu yang "menggoreng" isu Rempang agar situasi terkesan panas.

"Di Rempang ini pada dasarnya situasinya aman. Cuma digoreng, digoreng, digoreng, terjadilah masalah ini. Jangan mudah terprovokasi, apalagi hoaks sekarang merajalela di Pulau Rempang ini," kata polisi tersebut

Baca Juga: Kekerasan Terhadap Masyarakat di Pulau Rempang, Komnas HAM Minta Pelaku Ditindak Tegas

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU