> >

Kriminolog soal Kasus Bullying di Salah Satu SMA Jaksel: Generasi Kita sedang Diserang Tsunami Moral

Hukum | 18 September 2024, 00:02 WIB
Ilustrasi perundungan atau bullying. Kriminolog Anak Haniva Hasna menanggapi terkait kasus bullying atau perundungan terhadap RE, salah satu siswa di sekolah swasta Internasional wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (Jaksel). (Sumber: Kompas.com/Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kriminolog Anak, Haniva Hasna menanggapi kasus bullying atau perundungan terhadap RE, salah satu siswa di sekolah swasta Internasional wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (Jaksel).

Atas fenomena tersebut, ia menilai generasi anak-anak Indonesia kini tengah mengalami kemerosotan moral.

"Ini sepertinya generasi kita sedang diserang tsunami moral, anak-anak tidak bermoral sama sekali," kata Haniva dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Selasa (17/9/2024).

Ia mengungkapkan, penyebab anak-anak menjadi tidak bermolar dikarenakan otak bagian depan yang belum terjadi tapi sudah terpapar berbagai hal yang merusak.

"Otak bagian depan ini disebut prefrontal korteks di situ tempatnya moral dan nilai yang membedakan antara manusia dan binatang," ucapnya.

"Ketika ini belum sempurna tetapi sudah dirusak pornografi dan hal-hal yang lain sudah barang tentu ketika anak-anak itu tidak memiliki kontrol diri lagi untuk melakukan hal-hal yang di luar kemampuan dia," imbuhnya.

Sehingga, hal itu yang membuat mereka dengan mudah melakukan kekerasan.

Dalam kesempatan itu, ia juga menanggapi terkait cerita korban yang menyebut sejumlah pelaku yang mengaku sebagai anak pejabat.

Baca Juga: Didalami Polisi, Simak Deretan Fakta Kasus Dugaan Bullying & Pelecehan di Sekolah Swasta di Jaksel

"Anak petinggi ini biasanya karena dia sudah di-counter oleh keluarganya, bahwa dia nanti akan terbebas dari apapun yang dia lakukan, dengan pengasuhan luar biasa cara bagaimana orang tua itu melindungi mereka," jelasnya.

"Sehingga anak-anak ini merasa bahwa apapun yang dilakukan tidak akan membuat kesulitan apapun atau tidak ada penghukuman karena orang tua mereka adalah orang-orang yang mempunyai kedudukan tertentu," sambungnya.

Hal ini, lanjut ia, yang membuat anak-anak semakin tidak bermoral.

Diberitakan sebelumnya, siswa SMA swasta internasional di Kebayoran Lama, Jaksel, berinisial RE (17) diduga menjadi korban perundungan oleh teman-teman satu sekolahnya.

Dalam rapat audiensi di Komisi III DPR, Selasa (17/9), RE mengaku telah mengalami perundungan sejak pertama kali bersekolah di SMA swasta di Jaksel itu. Dia merupakan siswa pindahan dari sekolah lain.

"Di bulan November 2023, saya sudah mendapatkan bullying secara verbal yang tiada hentinya selalu bully di depan umum, di depan siswa laki-laki, perempuan, bahkan guru," kata RE, dipantau dari video di kanal YouTube Komisi III DPR RI Channel.

Tak hanya perundungan secara verbal, ia mengaku mendapatkan pelecehan hingga kekerasan fisik berupa pemukulan dari para pelaku.

Baca Juga: Kata Otto Hasibuan soal Upaya Mediasi Kasus Bullying di Salah Satu SMA Jakarta Selatan

Selain itu, RE mengaku turut diancam oleh para pelaku yang mengaku sebagai anak dari pejabat, salah satunya ketua umum partai politik.

"Sampai mereka membanggakan dan mengancam saya , 'Lu jangan macam-macam sama kita. Lu mau nyaman sekolah di sini, lu mau bisa kita tidak bully di sini. Lu harus bisa ngelayanin kita semua. Lu tahu enggak bapak kita siapa? Dia bapaknya ketua partai. Bapak dia DPR. Bapak dia MK'," jelasnya.

"Lalu sahabat dari ketua geng ini mengakui 'Lu jangan macam-macam, bapak gua ketua partai sekarang'. Bapak berinisial A, anak yang berinisial M mengaku dan mengatakan itu kepada saya," sambungnya.

Ia menyebut M tidak melakukan pemukulan kepada dirinya, namun yang bersangkutan secara intens merundungnya secara verbal. 

"Dia tidak pernah memukul saya, dia selalu bersekongkol dengan gengnya, selalu mem-bully saya secara verbal. Selalu menghancurkan mental saya,” tegasnya.

Baca Juga: Kasus “Bullying” di SMA Binus Naik ke Penyidikan, 18 Saksi Telah Diperiksa Polisi

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU