> >

Hasil Survei Terbaru Penetrasi Pengguna Internet di Daerah 3T: 1.020 Desa Butuh Akses Internet

Humaniora | 17 September 2024, 22:28 WIB
Acara peluncuran hasil survei “Penetrasi Pengguna Internet di Daerah Tertinggal” dan profil pasar penyedia layanan internet (ISP) di Indonesia oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di Jakarta, Selasa (17/9/2024). (Sumber: ANTARA/Pamela Sakina)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) merilis hasil survei terbaru terkait "Penetrasi Pengguna Internet di Daerah Tertinggal" di Indonesia.

Dalam survei tersebut, APJII dan BAKTI Kominfo menemukan 1.020 desa telah teridentifikasi memerlukan akses internet, di mana 464 desa sudah mendapatkan layanan, sementara 556 desa masih dalam tahap penanganan.

Kemudian, wilayah tengah dan timur Indonesia masih memerlukan perhatian khusus. Karena banyak desa di sana belum tersentuh oleh infrastruktur internet yang memadai.

"Wilayah tengah dan timur Indonesia masih menjadi wilayah yang perlu mendapatkan perhatian lebih," ujar Aju Widya Sari, Direktur Telekomunikasi Ditjen PPI Kemenkominfo dikutip dari Antara.

Baca Juga: Ricuh, Aksi Unjuk Rasa Tuntut Fasilitas Jaringan Internet

Aju menekankan, pembangunan infrastruktur telekomunikasi adalah fondasi penting untuk mewujudkan transformasi digital.

Menurutnya, transformasi digital ini merupakan strategi krusial untuk memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.

Aju juga menyoroti pentingnya hasil survei ini dalam mendukung pengembangan infrastruktur internet di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), yang merupakan elemen kunci dalam mempercepat transformasi digital di wilayah tersebut. 

Sebagai informasi, hasil survei ini juga mengungkap profil pasar penyedia layanan internet (ISP) di Indonesia.

Survei ini dirancang untuk memahami lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi serta peluang yang muncul dalam upaya pengembangan infrastruktur internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). 

Selain itu, survei ini memberikan pandangan menyeluruh mengenai kondisi pasar penyedia layanan internet di Indonesia.

Ketua Umum APJII, Muhammad Arif menekankan, survei yang dilakukan lebih dari sekadar angka, melainkan cerminan atas tantangan nyata dalam memastikan pemerataan akses internet di seluruh Indonesia, terutama di daerah 3T.

Melibatkan 1.950 responden dari 17 provinsi dan 64 kabupaten di daerah tertinggal, serta 322 ISP, survei ini dilaksanakan menggunakan metode probability sampling.

Penelitian ini dilakukan antara bulan Juli hingga September 2024.

“Survei ini bukan hanya tentang angka, tetapi juga cerminan dan realitas serta tantangan yang dihadapi dalam pemerataan akses internet ke seluruh kawasan di Indonesia. Terutama di daerah 3T atau daerah yang tertinggal,” ujar Muhammad Arif.

Baca Juga: Jokowi Tegaskan Pemerintah Tak Buka Keran Ekspor Pasir Laut Namun Sedimen

Penulis : Kiki Luqman Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU