> >

Menkes Nilai Puskesmas Berperan Penting dalam Menekan Angka Kematian akibat Stroke dan Jantung

Humaniora | 18 September 2024, 05:15 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin usai kegiatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Jakarta, Selasa (4/6/2024). (Sumber: Antara)

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus penyakit stroke dan jantung di Indonesia sangat tinggi.

Ia mengatakan jumlah pasien yang meninggal akibat stroke mencapai 300 ribu orang per tahun dan jantung 250 ribu orang per tahun.

Sedangkan menurut data saat pandemi Covid-19, pasien yang meninggal akibat stroke mencapai 900 ribu orang per tahun dan jantung 750 ribu orang per tahun.

Menkes mengatakan puskesmas wajib melakukan skrining kesehatan guna mengetahui faktor risiko penyakit, khususnya stroke dan jantung.

"Oleh karena itu, penting dilakukan skrining kesehatan guna membantu mencegah penyakit dengan mendeteksi kondisi kesehatan sebelum muncul gejala," kata Budi saat berkunjung ke RSUD Raja Ahmad Tabib (RAT) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di Kota Tanjungpinang, Minggu (15/9/2024), seperti ditulis Antara.

Baca Juga: Apakah Alzheimer atau Pikun Bisa Sembuh? Begini Kata Dokter

Menkes mengatakan, hingga Juli 2024, sudah ada sekitar 60 juta penduduk Indonesia yang melakukan skrining kesehatan berdasarkan nama dan alamat atau by name by address.

"Melalui skrining kesehatan bisa diketahui jumlah orang dewasa dengan kondisi darah tinggi, gula, maupun kolesterol," ujarnya.

Dia menyampaikan, saat ini seluruh puskesmas di Indonesia, termasuk di Kepri, sedang dalam proses menerima bantuan peralatan hematologi analyzer dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Alat itu berfungsi untuk mengukur sampel berupa darah.

Selain itu, kata dia, puskesmas juga mendapatkan bantuan alat elektrokardiogram (EKG) dan ultrasonografi (USG).

"Bantuan peralatan kesehatan itu menyasar 10.000 puskesmas se-Indonesia dan ditargetkan selesai pada tahun 2027," kata Menkes.

Ia menambahkan, puskesmas juga mendapatkan bantuan obat-obatan untuk diberikan secara gratis kepada pasien, seperti amlodiphine untuk darah tinggi, metformin untuk gula darah, dan statin untuk kolesterol.

Baca Juga: Kaya Omega 3, IDI Dukung Susu Ikan Atasi Stunting dan Penuhi Gizi Anak

Dengan demikian, lanjutnya, ke depan diharapkan jumlah pasien penyakit stroke dan jantung yang dirujuk ke rumah sakit semakin berkurang. Sebab, biasanya pasien yang dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium akhir atau parah.

"Jenis penyakit ini memerlukan proses waktu yang lama, bukan tiba-tiba terjadi. Makanya kita juga punya waktu yang panjang untuk menyehatkan masyarakat melalui deteksi dini di puskesmas," ujar Budi.

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Antara


TERBARU