> >

Pendiri Jamaah Islamiyah : Kami Bubar, Kembali ke Pangkuan NKRI Berdasarkan Keyakinan

Humaniora | 17 September 2024, 12:43 WIB
Seorang pendiri Jamaah Islamiyah (JI), Abu Rusydan saat wawancara dengan Kompas, Senin (16/9/2024). (Sumber: Kompas.id/Madina Nusrat)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Seorang pendiri Jamaah Islamiyah (JI), Abu Rusydan, menyebut pembubaran diri JI berdasarkan pada ilmu dan tuntunan Allah dan Rasulnya, serta dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan umat Islam.

Menurutnya, pengambilan sikap untuk membubarkan JI dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tersebut berdasarkan pada keyakinan.

”Kami mengambil sikap pembubaran JI dan kembali ke pangkuan NKRI itu berdasarkan keyakinan. Dan keyakinan itu didasarkan kepada ilmu. Dan ilmu itu disandarkan kepada tuntunan Allah dan Rasulnya. Kami bisa mempertanggungjawabkan ini di hadapan Allah dan umat Islam di Indonesia,” ucap Abu Rusydan, di Jakarta, Senin (16/9/204), dikutip Kompas.id.

Ia menambahkan, pembubaran diri JI dilandasi sikap 3T dan 2K, yakni trust (percaya), transparan, dan tulus hati serta komitmen dan konsistensi.

Mereka juga berniat untuk melakukan jemput bola dan mengajak sebanyak mungkin anggotanya untuk ikut keputusan organisasi.

Baca Juga: Ratusan Mantan Jamaah Islamiyah Kembali Ikrar NKRI

”Masyarakat tidak boleh hanya menonton dan menyoraki. Masyarakat harus memberikan simpati kepada kami. Jangan sampai rasa skeptis mereka itu merusak hubungan baik antara eks JI dan semua pihak,” tuturnya.

Ia berharap dukungan dari semua pihak dalam integrasi eks anggota JI yang akan kembali ke pangkuan NKRI.

Organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, ataupun Persatuan Islam (Persis), dapat membantu proses integrasi eks JI dengan menerima mereka sebagai anggota.

”Kami berharap sisa hidup kami bisa digunakan untuk beramal saleh. Makanya, kami berharap semua pihak ikut membantu proses integrasi ini sehingga betul-betul menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia,” kata Abu Rusydan.

Sementara, Amir Jamaah Islamiyah Para Wijayanto menyebut dirinya dan sejumlah eks pimpinan dan tokoh senior JI pun menyosialisasikan keputusan pembubaran diri itu ke berbagai daerah.

Para hadir melalui virtual, sedangkan sejumlah anggota JI lainnya memimpin pelepasan baiat secara langsung.

Para menambahkan, kepemimpinannya selama 11 tahun terakhir membuktikan bahwa JI tidak pernah melakukan aksi teror. Hal ini menjadi modal bagi implementasi keputusan tersebut agar diikuti oleh semua anggota JI.

Menurutnya ada 42 alasan yang mendasari JI membubarkan diri pada 30 Juni lalu. Berbagai alasan itu  berasal dari kajian keilmuan dan masukan para pemikir JI.

Menurutnya, kajian keilmuan dan masukan para pemikir JI tersebut meliputi ahli bahasa Amerika Serikat (AS), bahasa Arab, pendapat mujahid, serta tim yang mempelajari kebijakan AS.

Saat membubarkan diri, sebagian alasan itu sudah diungkapkan kepada anggota ketika mereka menyosialisasikannya di berbagai daerah.

Ia menyebut berbagai alasan itu tidak hanya mampu menyadarkan eks anggota JI agar kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tetapi juga kelompok radikal lain.

Ia juga mengatakan bahwa keputusan pembubaran itu dilakukan secara tulus sebagai bentuk pertobatan.

Meski demikian, ia mengakui bahwa kemungkinan masih ada sebagian kecil anggota JI yang tidak mengikuti keputusan tersebut sehingga menjadi splinter atau sempalan.  Namun, jumlah mereka sangat sedikit.

Baca Juga: Ikrar Setia NKRI 18 Simpatisan Jamaah Islamiyah Poso

Keduanya yang saat ini masih menjalani hukuman di penjara pun menyampaikan permintaan maaf kepada negara dan masyarakat atas serangkaian aksi teror yang pernah terjadi di Indonesia.

”Kami minta maaf pada masyarakat luas, pada masyarakat Indonesia, pada para korban yang meninggal maupun kehilangan harta benda, dan juga kepada negara yang otomatis menjadi direpotkan,” ujar Para Wijayanto.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.id


TERBARU