> >

Peringatan Dini BMKG 17-18 September 2024, Berikut Wilayah Berpotensi Dilanda Dampak Hujan Lebat

Peristiwa | 16 September 2024, 15:00 WIB
Ilustrasi hujan. Peringatan dini cuaca BMKG untuk tanggal 17-18 September 2024. (Sumber: Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca terkait potensi hujan lebat yang dapat berdampak di beberapa wilayah Indonesia.

Berdasarkan peta prakiraan berbasis dampak yang dirilis untuk tanggal 17-18 September 2024, terdapat sejumlah wilayah yang perlu waspada terhadap kemungkinan dampak dari hujan lebat. 

Masyarakat yang berada di wilayah berpotensi hujan lebat diimbau untuk waspada risiko bencana seperti banjir, tanah longsor, atau pohon tumbang dapat meningkat akibat hujan dengan intensitas tinggi. 

Pada Selasa (17/9) besok, wilayah-wilayah berikut diprediksi berpotensi terdampak hujan lebat dan berada dalam status waspada:

Baca Juga: Jadwal Tes SKD CPNS 2024, Ini Cara Cek, Kisi-Kisi, dan Nilai Ambang Batasnya

  • Aceh
  • Jambi
  • Kepulauan Riau
  • Riau
  • Sumatera Barat
  • Sumatera Utara

Adapun pada hari berikutnya, Rabu (18/9), wilayah yang masih berada dalam status waspada akibat potensi hujan lebat adalah:

  • Aceh
  • Papua
  • Sumatera Utara

Sebelumnya,dalam prospek cuaca sepekan hingga 19 September 2024, saat ini, beberapa wilayah di Indonesia, terutama Sumatra dan Papua, mengalami peningkatan signifikan dalam pembentukan awan hujan.

Hal ini dipicu oleh interaksi berbagai faktor cuaca global dan regional, termasuk aktivitas Gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial. Suhu muka laut yang hangat di sejumlah perairan Indonesia juga berperan penting dalam menambah suplai uap air, yang memperbesar peluang terbentuknya awan hujan, terutama di kawasan pesisir.

Baca Juga: BMKG Prediksi 4 Wilayah Awas Kekeringan Meteorologis akibat Kurang Hujan hingga 20 September 2024

Sementara itu, wilayah Indonesia bagian selatan, mulai dari Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) serta Kalimantan, menghadapi kondisi yang lebih kering dengan minim pembentukan awan hujan.

Penyebab utamanya adalah keberadaan Siklon Tropis Bebinca, yang memengaruhi pola angin di wilayah ini. Siklon tersebut menarik massa udara ke pusat sistemnya, mengakibatkan berkurangnya uap air di Kalimantan dan menurunkan potensi hujan di wilayah tersebut.

 

Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, bmkg.go.id


TERBARU