> >

Tiga Berita Populer: Kesederhanaan Paus, Kaesang Bungkam, KPK Telaah Laporan Gratifikasi Jet Pribadi

Peristiwa | 5 September 2024, 08:35 WIB
Paus Fransiskus berada di tengah-tengah siswa, komunitas kaum muda lintas iman, dan tamu undangan setelah beraudiensi dengan komunitas pemuda yang diinisiasi oleh Scholas Occurrentes di Gedung Grha Pemuda, Kompleks Katedral Jakarta, Rabu (4/9/2024) malam. (Sumber: INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE via Kompas.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Dalam empat hari terakhir, publik disuguhi beragam informasi. Selain soal Pemilihan Kepala Daerah, berita kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia, putra bungsu Presiden Jokowi yang disebut melakukan gratifikasi karena naik jet pribadi juga mendominasi.

Termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang batal mengklarifikasi Kaesang namun tetap menelaah laporan dari Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) dan dosen UNJ Ubedilah Badrun. Berikut rangkuman beritanya.

1. Kesederhanaan Paus Fransiskus Mengundang Pujian

Kedatangan pemimpin tertinggi gereja Katolik sedunia Paus Fransiskus ke Indonesia, Selasa (3/9/2024) menuai banyak pujian di tanah air. Pasalnya, Paus tidak menggunakan pesawat jet pribadi, meski punya posisi sebagai pemimpim tertinggi.

Dia memilih pesawat komersial milik Italia, ITA Airways. Di Indonesia, Paus juga tidak mau menggunakan mobil mewah, justru memilih Innova Zenix.   

Alasan Paus Fransiskus menggunakan mobil Kijang Innova Zenix karena merupakan kendaraan yang banyak digunakan masyarakat Indonesia.

“Benar, beliau memilih mobil yang banyak digunakan oleh masyarakat di sini, Toyota Innova,” ucap Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo.

Baca Juga: Seperti Paus Fransiskus, Istana Benarkan Jokowi Naik Innova Zenix: Namun Warna Hitam, Berpelat RI-1

Pilihan mobil tersebut berbeda dengan kebanyakan tokoh dunia yang memilih mobil mewah selama berkunjung ke Indonesia. Hal itu menunjukkan kesederhanaan yang dimiliki Paus Fransiskus.

Paus juga memilih menginap di Kedutaan Besar Vatikan, bukan hotel berbintang. Hal ini membuat banyak kalangan kagum. Muhammadiyah, misalnya, memberikan pujian atas sikap kesederhanaan tersebut.

"Kunjungan Paus Fransiskus merupakan kehormatan dan penghormatan bagi bangsa Indonesia. Di tengah kesibukan dan jadwal yang padat, Paus Fransiskus berkenan berkunjung ke Indonesia dengan menggunakan pesawat komersial dan menempuh perjalanan yang sangat jauh dan tidak menginap di hotel berbintang," bunyi pernyataan PP Muhammadiyah yang ditandatangani Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir.

"Hal itu menunjukkan keteladanan yang dapat menjadi inspirasi penting bagi para pemimpin bangsa di tingkat nasional dan ranah global," ucap pernyataan tersebut.

2. Kaesang Bungkam

Setelah ditunggu cukup lama sejak postingan soal jet pribadi untuk perjalanan ke Amerika Serikat bersama sang istri, Erina Gudono, Kaesang Pangarep muncul di kantor Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Namun, kemunculannya justru tidak memberikan pernyatan apapun saat ditanya soal dugaan gratifikasi. Dia hanya berkata singkat,  "Halo semua, selamat malam," kata Kaesang sambil berjalan menuju mobilnya yang terparkir di depan Kantor DPP PSI, Rabu malam (4/9/2024).

Baca Juga: Selain Polisi, Aktivis 98 Bakal Adukan Kaesang ke KontraS: Untuk Temukan Keberadaanya yang Hilang

Sementara itu, anggota Dewan Pembina DPP PSI Ratu Isyana Bagoes Oka mengungkapkan bahwa Kesang datang di PSI untuk rapat koordinasi yang rutin dilakukan.

Dia pun membantah bahwa rapat tersebut membahas mengenai polemik isu jet pribadi yang digunakan Kaesang dan istrinya, Erina Gudono. "Rapat koordinasi, rapat rutin kok. Rapat rutin tentang PSI," kata Isyana.

3. KPK Akan Telaah Gratifikasi Kaesang Lewat PLPM

Setelah Kaesang muncul, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) justru membatalkan rencana mengundang sang Ketua Umum PSI untuk dimintai klarifikasi terkait dugaan penggunaan jet pribadi saat bepergian ke Amerika Serikat (AS).

Juru bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, menyebut penanganan dugaan gratifikasi dalam bentuk fasilitas jet pribadi tersebut kini difokuskan pada Direktorat Penerimaan Layanan Pengaduan Masyarakat (PLPM)

"Sebagaimana kita ketahui, beberapa kali Pak AM (Alexander Marwata) telah menyampaikan dan tempo atau waktu penyampaian itu terjadi sebelum adanya proses pelaporan yang dilakukan oleh MAKI (Masyarakat Antikorupsi Indonesia) dan satunya dari UNJ (Universitas Negeri Jakarta)," kata Tessa, Rabu (4/9/2024), seperti dilaporkan jurnalis Kompas TV, Bongga Wangga.

Artinya, dugaan gratifikasi Kaesang akan difokuskan pada penelaahan Direktorat PLPM. "Jadi sudah tidak lagi di Direktorat Gratifikasi," kata Tessa.

Menurut penjelasannya, kebijakan tersebut diambil agar jangkauan investigasi bisa lebih luas di bawah kewenangan Direktorat PLPM.

"Isunya masih sama bahwa pelaporan itu terkait gratifikasi, kenapa difokuskan ke sana? Karena jangkauannya bisa lebih jauh lagi dilakukan PLPM terkait kewenangannya," kata Tessa.

Meski demikian, ia memastikan isu gratifikasi Kaesang di Direktorat Gratifikasi tidak berhenti begitu saja. KPK, kata dia, tetap mengumpulkan data-data atau bahan-bahan untuk disuplai ke Direktorat PLPM. 

Sehingga, adanya perubahan fokus pengusutan dugaan gratifikasi itu membuat KPK mengurungkan niat untuk meminta klarifikasi Kaesang.

"Iya sudah tidak ke sana lagi (rencana undang Kaesang). Fokusnya tidak ke sana lagi," ucapnya

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU