Paus Nilai Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Merupakan Realitas Persatuan Bangsa yang Teguh
Humaniora | 4 September 2024, 12:44 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Paus Fransiskus menilai semboyan Bhinneka Tunggal Ika mengungkapkan realitas beraneka sisi dari beragam orang yang disatukan dengan teguh dalam satu bangsa.
Hal itu disampaikan oleh pemimpin Negara Vatikan sekaligus pemimpin gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus dalam sambutan yang ia bacakan saat bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Rabu (4/9/2024).
“Semboyan negara Anda Bhinneka Tunggal Ika (Bersatu dalam keberagaman, secara harfiah berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua) mengungkapkan realitas beraneka sisi dari berbagai orang yang disatukan dengan teguh dalam satu bangsa,” ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis Holly See Press Office.
Menurutnya, sebagaimana keanekaragaman hayati di Indonesia yang merupakan sumber kekayaan dan keindahan, semboyan Bhinneka tunggal Ika juga memperlihatkan bahwa perbedaan yang ada berkontribusi dalam menciptakan karya besar yang otentik dan berharga.
Baca Juga: Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia Penuh Kesederhanaan, Bawa Sentimen Positif pada Pasar Modal
“Kerukunan di dalam perbedaan dicapai ketika perspektif-perspektif tertentu mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan bersama dari semua orang dan ketika setiap kelompok suku dan denominasi keagamaan bertindak dalam semangat persaudaraan, seraya mengejar tujuan luhur dengan melayani kebaikan bersama,” ujarnya.
Paus Fransiskus juga berpendapat, keseimbangan antara kemajemukan budaya yang besar dan ideologi-ideologi yang berbeda, serta cita-cita yang mempererat persatuan ini, harus terus menerus dibela dari berbagai ketimpangan.
“Ini adalah karya keterampilan yang dipercayakan kepada semua orang,” ucapnya.
“Tapi secara khusus kepada mereka yang terlibat dalam kehidupan politik, yang harus memperjuangkan kerukunan, persamaan, rasa hormat atas hak-hak dasar manusia, pembangunan berkelanjutan, solidaritas dan upaya mencapai perdamaian, baik di dalam masyarakat maupun dengan bangsa-bangsa serta negara-negara lain.”
Untuk memperkuat kerukunan, menjamin perdamaian serta menyatukan upaya-upaya menghapuskan ketimpangan dan penderitaan di beberapa wilayah negara, Gereja Katolik berkeinginan untuk meningkatkan dialog antaragama.
“Dengan cara ini, prasangka dapat dihapus dan suasana saling menghargai dan saling percaya dapat bertumbuh.”
“Hal ini sangatlah penting untuk menghadapi tantangan-tantangan bersama, termasuk tantangan untuk melawan ekstrimisme dan intoleransi, yang melalui pembelokan agama, berupaya untuk memaksakan sudut pandang mereka dengan menggunakan tipu muslihat dan kekerasan,” ujarnya.
Pau Fransiskus juga menyebut bahwa gereja Katolik bekerja untuk melayani kebaikan bersama, serta ingin menguatkan kerja sama dengan berbagai lembaga negara dan masyarakat sipil.
Baca Juga: Paus Fransiskus Bertemu Presiden Joko Widodo, Apa yang Dibahas?
“Mendorong pembentukan struktur sosial yang lebih seimbang dan memastikan pembagian bantuan sosial yang lebih efisien dan adil.”
“Berkaitan dengan ini, saya ingin merujuk kepada Pembukan Undang-Undang Dasar 1945 Anda, yang menawarkan wawasan berharga bagi jalan yang dipilih oleh Indonesia yang demokratis dan merdeka,” katanya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV