> >

Pengamat sebut Anies Bawedan Tidak Pantas Mengutuk dan Menuntut Parpol: Dia Bukan Kader

Peristiwa | 2 September 2024, 11:26 WIB
Anies Baswedan menyapa wartawan saat mengunjungi kantor DPD PDIP, Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (24/8/2024). (Sumber: Fakhri Hermansyah/Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno sebut Anies Baswedan seharusnya jangan pernah mengutuk partai politik dalam kegagalannya menjadi calon gubernur Jakarta.

Hal tersebut disampaikan Adi Prayitno dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (2/9/2024).

“Jadi sebenarnya Anies dan para pendukungnya jangan pernah mengutuk partai politik,” ucap Adi.

Adi menuturkan, Anies harus sadar dirinya bukanlah kader partai politik manapun sehingga tidak bisa menuntut lebih dari parpol.

“Anies ini bukan kader partai, kalau PDIP tidak mau mengusung Anies, jangan salahkan PDIP. Kalau PKS tidak mau usung Anies, jangan salahkan PKS,” tegas Adi.

Baca Juga: Kemlu Lakukan Kerja Sama Tangani Virus MPOX dengan Negara Lain, Termasuk Afrika

“Anies ini bukan kader PKS, bukan kader PDIP, bukan kader PKB dan juga kader NasDem.”

Menurut Adi, Anies Baswedan bisa menuntut lebih jika dirinya sebagai kader partai politik.

“Kecuali PKS itu kadernya Anies Baswedan dan tidak mengusung, baru kemudian bisa marah-marah Problemnya Anies ini outsider, tidak bisa menuntut lebih dari partai politik,” ujar Adi.

“Oleh karena itu bagi saya pilihan ketika Anies ingin mendirikan partai politik, itu diapresiasi oleh banyak.”

Sebab, lanjut Adi, aura politik Anies Baswedan untuk diusung sudah hilang setelah kalah dalam Pilpres.

Baca Juga: Habiburokhman Ingatkan Anies Baswedan dan Pendukungnya Tidak Terjebak Gimik

“Anies mulai lupa setelah kalah dalam pilpres, aura politiknya hilang, lenyap, karena bagi mereka partai-partai ini memang ketokohan dan figuritas Anies itu tidak bisa diandalkan juga, terbukti dalam Pilpresnya kalah,” jelas Adi.

“Wajar kalau kemudian yang dulu partai para pendukungnya di Pilpres ini balik badan dengan alasan kalkulasi untung dan rugi, bergabung dengan KIM (Koalisi Indonesia Maju),” tambah Adi.

 

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU