> >

Penyebab Anies Gagal Maju di Pilkada 2024, Pengamat: Tekanan dari Kekuasaan

Rumah pemilu | 30 Agustus 2024, 08:42 WIB
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meminta restu kepada sang ibunda, Aliyah Rasyid Baswedan, di kediamannya di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (26/8/2024). (Sumber: Tim Media Anies Baswedan via Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan gagal maju dalam Pilkada Serentak 2024.

Ia sempat dikabarkan akan diusung PDI Perjuangan (PDIP) di Pilkada Jakarta. Tetapi, PDIP kemudian mengumumkan mengusung Pramono Anung-Rano Karno.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, berpendapat Anies sudah berusaha maksimal untuk maju sebagai calon kepala daerah dalam Pilkada 2024.

Namun, dia menyebut ada kekuasaan yang menekan partai-partai yang berniat mengusung Anies.

"Mungkin ada partai yang mau, tapi memang tekanan dari kekuasaan, ya akhirnya tidak jadi," ungkap Ujang, Jumat (30/8/2024), dikutip dari Antara.

Baca Juga: Anies Putuskan Tidak Maju di Pilkada Jabar: Tak Ada Aspirasi seperti di Jakarta

Menurut Ujang, beberapa partai politik sebenarnya berminat untuk mengusung Anies, tetapi rencana tersebut akhirnya dibatalkan.

Sementara partai politik lain tidak berkeinginan untuk mendukung Anies dalam Pilkada 2024.

Situasi ini tergambar jelas ketika PKS, PKB, dan Partai NasDem, yang sebelumnya dianggap berpotensi mendukung Anies, justru memutuskan untuk mengusung pasangan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilkada Jakarta 2024.

Deklarasi dukungan untuk Ridwan-Suswono dilakukan pada Minggu, 19 Agustus 2024 oleh 12 partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, termasuk PKS, PKB, dan NasDem.

Baca Juga: Anies Batal Mengikuti Pilkada 2024, Ajak Jaga Semangat dan Demokrasi Tetap Sehat

Ditentukan Elite Bukan Rakyat

Ujang menilai kondisi ini merupakan cerminan dari sistem demokrasi di Indonesia yang lebih ditentukan oleh elite politik daripada aspirasi rakyat.

"Ya, tentu ini adalah bagian dan catatan kita dalam berdemokrasi di pilkada ini bahwa sejatinya elektabilitas saja tidak cukup. Ternyata yang memiliki elektabilitas tinggi cenderung dikerjai karena memang tidak punya partai, bukan kader partai," jelasnya.

Anies juga sempat dikabarkan akan diusung PDIP di Pilkada Jawa Barat. Namun, kabar tersebut juga tidak menjadi kenyataan.

Juru bicara Anies, Sahrin Hamid, mengungkapkan alasan di balik keputusan Anies untuk tidak maju di Pilkada Jawa Barat.

Baca Juga: Jubir Sebut Hubungan Anies dan PDIP Sangat Bagus, Sempat Dihadiahi 10 Buku Pemikiran Bung Karno

Salah satu pertimbangan utama yang disebutkan adalah tidak adanya aspirasi khusus dari masyarakat Jawa Barat yang meminta Anies untuk maju.

Sahrin membandingkan situasi ini dengan kondisi di Jakarta, di mana banyak warga yang mengharapkan Anies kembali berkontestasi.

"Jawa Barat tidak ada permintaan secara khusus dari masyarakat maupun aspirasi dari partai politik di tingkat daerah maupun di tingkat wilayah," tambah Sahrin, Kamis (29/8/2024).

Ia juga menegaskan Anies menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada partai-partai yang sebelumnya meminta dia untuk maju di Jawa Barat.

Sebelumnya beredar kabar Anies akan mengikuti Pilkada Jawa Barat dengan dukungan PDIP.

Bahkan, Bendahara DPC PDIP Kota Bandung Folmer Siswanto sempat menyatakan Anies sudah dalam perjalanan ke Bandung pada Kamis malam.

 

Penulis : Danang Suryo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV, Antara


TERBARU