Analis Sebut Wajar PDIP Tidak Usung Anies: Elektoral Bukan Pertimbangan Utama Megawati
Politik | 28 Agustus 2024, 21:01 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Analis politik, Burhanuddin Muhtadi menanggapi pengusungan pasangan Pramono Anung-Rano Karno untuk maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menurut Burhanuddin Muhtadi, tidak aneh jika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024. Sebab, Anies terlalu berjarak secara ideologis dengan PDIP.
“Menurut saya tidak aneh kalau Ibu Mega ujungnya tidak mencalonkan Anies, karena Anies terlalu berjarak soal ideologis dengan PDI Perjaungan,” tuturnya dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Rabu (28/8/2024).
Selain itu, rekam jejak PDIP dalam mencalonkan kepala daerah, kata Burhanuddin, bukan menjadikan faktor elektoral sebagai konsiderans utama.
Baca Juga: Politikus PDIP Ungkap Nama Pramono Anung Sudah Lama Disebut-sebut Oleh Hasto untuk Pilkada Jakarta
“Yang jadi pertimbangan utama bagi Ibu Mega mencalonkan calon gubernur atau bupati dan wali kota adalah tes ideologis.”
“Itu yang menjelaskan nama seperti Jokowi 2012 dipilih sebagai calon gubernur di Jakarta, padahal saat itu elektabilitas tertinggi ada di Fauzi Bowo,” imbuhnya.
Hal yang sama juga terjadi saat PDIP tetap mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta 2017 meski terkena isu terkait Al Maidah.
“Jangan lupa Ridwan Kamil tahun 2018 di Jawa Barat, hampir mendapatkan rekom (rekomendasi, -red) dari PDI Perjuangan, tapi ujungnya yang mendapatkan penugasan untuk maju di Jawa Barat kadernya sendiri, TB Hasanuddin, dengan segala konsekuensinya.”
“Ada yang berakhir manis seperti Jokowi , ada yang berakhir dengan kekalahan seperti Ahok atau TB Hasanudin di Jawa Barat,” tambahnya.
Intinya, lanjut Burhanuddin, bukan faktor elektoral yang menjadi konsiderans utama. Hal itu pula yang paling penting harus digarisbawahi.
Baca Juga: Restu Jokowi untuk Pramono Maju Pilgub Jakarta: Saya Izinkan
“Bagaimana pun kalau pertimbangannya elektoral, berarti membuka kesempatan buat non-kader. Anies kan bukan kader PDI Perjuangan,” tuturnya.
“Sementara kalau kita baca pemikiran Ibu Mega, beliau itu yang paling solid, paling kukuh, paling konsisten bicara tentang kelembagaan partai, makanya ada istilah petugas partai.”
"Jadi kalau ingin maju menjadi pejabat publik, ya harus melalui pintu masuk partai. Nah, Anies tidak masuk di sini. Selain faktor ideologis, Anies juga bukan kader PDI Perjuangan," pungkasnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV