> >

Bisa Terjadi Sewaktu-Waktu, Apa Itu Gempa Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut?

Peristiwa | 13 Agustus 2024, 13:40 WIB
Ilustrasi jalan rusak karena gempa bumi. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut zona megathrust segmen Selat Sunda sebagian terbentang di Selatan Jawa-Bali, sementara zona megathrust Mentawai-Siberut di barat Sumatera. (Sumber: NTMC Polri)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan Indonesia dikelilingi 13 zona megathrust berdasarkan peta sumber bahaya gempa (PuSGen) pada tahun 2017. 

Zona megathrust segmen Selat Sunda sebagian terbentang di Selatan Jawa-Bali, sementara zona megathrust Mentawai-Siberut di barat Sumatera.

Menurutnya, potensi gempa besar pada zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut masih menjadi ancaman bahaya terbesar yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Hal ini, karena berdasarkan data BMKG segmen tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar.

Baca Juga: BMKG: Gempa Bumi Mag 4.9 Guncang Malang, Getaran Terasa hingga Lumajang

Bahkan, menurut Daryono, gempa megathrust Selat Sunda bisa 8,7 magnitudo, sementara Mentawai-Siberut berkekuatan 8,9 magnitudo

"Oleh karena itu, oleh para ilmuwan, tinggal menunggu waktu saja. Seismic gap megathrust Selat Sunda potensi mencapai 8,7 magnitudo dan megathrust Mentawai-Siberut potensi 8,9 magnitudo," kata Daryono, Senin (12/8/2024), dikutip dari Antara.

Menyadari potensi yang ada, kata dia, selain memaksimalkan fungsi pada sistem pemantauan, BMKG terus menggencarkan edukasi, pelatihan mitigasi, evakuasi, dan berbasis pemodelan tsunami kepada pemerintah daerah dan masyarakat.

BMKG menilai sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) masih menjadi andalan untuk mendeteksi potensi bahaya yang ditimbulkan bila terjadi aktivitas dari zona megathrust segmen Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Daryono mengatakan, InaTEWS itu memungkinkan proses monitoring, prosesing, dan diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami semakin cepat dan akurat.

Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, infopublik.id


TERBARU