BKN Diduga Diretas, CISSReC sebut Data PNS yang Bocor Dijual di Forum Hacker
Peristiwa | 11 Agustus 2024, 08:29 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Kepegawaian Negara (BKN) diduga mengalami peretasan yang membuat sejumlah data bocor, termasuk milik Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Peretasan tersebut diungkap oleh Chariman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Dr. Pratama Persadha.
Dr. Pratama mengatakan, temuan dugaan peretasan data BKN berawal dari sebuah postingan dari peretas dengan nama anonim TopiAx di Breachforums pada Sabtu (10/8/2024) kemarin.
Dalam unggahan tersebut, kata dia, peretas mengklaim mendapatkan data dari BKN sejumlah 4.759.218 baris yang berisi sangat banyak data, di antaranya adalah nama, tempat lahir, tanggal lahir, gelar, tanggal CPNS, tanggal PNS, NIP, nomor SK CPNS, dan nomor SK PNS.
Baca Juga: Bobby Nasution Siap Dipanggil terkait Blok Medan, tapi KPK Belum Berencana Lakukan Pemanggilan
Data lainnya, yakni golongan, jabatan, instansi, alamat, nomor identitas, nomor HP, surel (email), pendidikan, jurusan, dan tahun lulus.
Pakar keamanan siber ini mengungkapkan bahwa peretas juga membagikan sampel data berisi 128 ASN yang berasal dari berbagai instansi di Aceh.
Mengenai hal ini, CISSReC sudah melakukan verifikasi secara random terhadap 13 ASN yang namanya tercantum dalam sampel data tersebut melalui WhatsApp.
"Menurut mereka data tersebut adalah valid meskipun ada yang menginformasikan tentang adanya kesalahan penulisan digit terakhir pada field NIP dan NIK," kata Pratama, dikutip dari Antara, Minggu (11/8).
Selain data tersebut, dosen pascasarjana pada Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini mengatakan masih banyak lagi data lainnya yang dibocorkan peretas.
Data-data tersebut berupa clear text (informasi yang disimpan atau dikirim dalam bentuk yang tidak terenkripsi) dan text yang sudah diproses dengan metode kriptografi.
Baca Juga: Waspada, BMKG Prediksi 33 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir dan Angin hingga 15 Agustus 2024
Data BKN yang bocor dijual di salah satu forum hacker dengan penawaran sebesar 10.000 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp160 juta).
Hingga Minggu pagi, ungkap Pratama, belum ada konfirmasi secara resmi, baik dari pihak BKN maupun pihak terkait seperti BSSN dan Kominfo atas dugaan kebocoran data ini.
Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada
Sumber : Antara