> >

Jika Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta, Gerindra Diprediksi Menang di Jawa Barat

Rumah pemilu | 9 Agustus 2024, 21:50 WIB
Pendiri SMRC, Saiful Mujani, berbicara mengenai Pilkada Jakarta 2024 dalam program ROSI yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (8//8/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) akan menjadi pemenang di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2024 jika Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta.

Analisis itu disampaikan Saiful Mujani, pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), dalam program ROSI yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (8/8/2024) malam.

Majunya Ridwan di Jakarta, menurut Saiful, merupakan kemenangan besar bagi Gerindra di Jawa Barat.

Sebab, pesaing utama kader Gerindra yang diproyeksikan maju dalam Pilkada Jawa Barat, Dedi Mulyadi, adalah Ridwan.

“Dengan sendirinya itu adalah sebuah kemenangan besar bagi Gerindra, karena pesaing kedua setelah Ridwan Kamil adalah kader Gerindra, Dedi Mulyadi, kemungkinan akan terpilih sebagai gubernur di Jawa Barat. Itu kemenangan bagi Gerindra, kekalahan bagi Golkar,” bebernya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Janji Cintai Jakarta Seisinya, Termasuk Persija Jika Terpilih Jadi Gubernur

Sementara di Jakarta, kata Saiful, tercipta bentuk politik kartel.

“Di DKI mengorbankan dan menciptakan suatu bentuk politik kartel yang sangat buruk,” ujarnya.

Menurutnya, politik kartel mengakibatkan hilangnya persaingan di antara partai-partai politik, sehingga kekuatan tertentu akan memonopoli.

“Bentuk kartel tadi, hilangnya persaingan, dimonopoli oleh satu kekuatan tertentu yang tidak bisa saya sebutkan namanya.”

“Di situ kemudian yang kita lihat adalah sebuah kolusi. Partai politik itu bukan partai sebenarnya, karena partai politik itu mengandaikan adanya hubungan dengan konstituen dan seterusnya, adanya persaingan antara partai politik untuk medukung kadernya dan seterusnya,” bebernya.

Ia menilai yang bakal terjadi pada Pilkada Jakarta adalah kolusi. Bukannya mengedepankan kepentingan masing-masing, partai-partai malah akan melakukan kompromi.

“Pasti di sini ada koordinasinya, tidak mungkin secara spontan tiba-tiba sepakat kayak begitu, tidak,” kata Saiful.

Dia pun mengatakan ada kekuatan luar biasa yang membuat koalisi partai justru merusak sistem kepartaian.

“Saya melihat di situ ada sebuah kekuatan yang extraordinary (luar biasa), yang membuat koalisi tadi tidak menjadi lebih baik, malah menjadi lebih buruk dalam membuat sistem kepartaian kita jadi sistem kepartaian kartel,” jelasnya menegaskan.

Dalam kesempatan itu, Saiful juga menjawab pertanyaan Rosianna Silalahi, host ROSI, tentang jawaban Anies Baswedan saat ditanya soal isu KIM Plus berupaya menjegal dirinya di Pilkada Jakarta.

Baca Juga: Ridwan Kamil Beberkan Isi Pertemuan Usai Kunjungi Rumah Ketum Golkar Airlangga

Anies menyebut dirinya masih percaya bahwa sejumlah partai politik yang mendukungnya, akan mengikuti aspirasi pemilih mereka.

Menurut Saiful, jawaban Anies tersebut bukan menunjukkan kepercayaan diri mantan gubernur Jakarta itu, melainkan sebuah harapan.

“Saya melihat itu bukan percaya diri Anies, tapi saya memahaminya itu sebuah harapan,” katanya.

“Anies berharap demikian, dan harus begitu secara normatif bicara, supaya komuniksi dengan partai-partai tetap terjaga dengan baik. Tapi kita tahu di balik itu, sesungguhnya Anies sedang disingkirkan oleh partai-partai ini.”

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU