> >

Megawati Berharap Pilkada Berlangsung tanpa Kecurangan TSM: Rakyat Jangan Dibodohi Melulu

Politik | 5 Agustus 2024, 22:32 WIB
Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri saat menghadiri penyerahan duplikat bendera pusaka kepada gubernur seluruh Indonesia di Balai Samudra, Jakarta, Senin (5/8/2024) (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengaku berharap pilkada serentak 2024 berlangsung tanpa kecurangan terstruktur, sistematis, masif (TSM).

Hal tersebut disampaikan Megawati saat acara penyerahan duplikat bendera pusaka kepada gubernur seluruh Indonesia di Balai Samudra, Jakarta, Senin (5/8/2024).

Megawati menekankan kecurangan pemilu secara TSM hanya akan merugikan rakyat. Sehingga, Presiden ke-5 RI itu menegaskan jangan ada kecuragan TSM di pilkada seretak pada November 2024 mendatang.

Baca Juga: Megawati Tegaskan Hubungannya dengan Jokowi Baik, Cuma Tidak Setuju Presiden 3 Periode

"Biarin dah itu pilkada tuh jalan saja deh. Yang benar saja, nggak usah dah pakaikan TSM gitu loh, (kecuranga) terstruktur, sistematis, masif," kata Megawati dikutip tim liputan Kompas TV.

"Kasihlah hak itu pada rakyat. Rakyat itu mbok jangan dibodohi melulu to yo. Kasihan."

Megawati pun menceritakan dugaan kecurangan TSM yang terjadi saat Pilpres 2024 lalu. Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu mengaku sempat menemui pemilih yang diminta memilih calon yang tidak didukungnya.

"Kalau saya ketemu sama rakyat, (bertanya) 'Kamu kemarin nyoblosnya siapa? Ibu, kita kepenginnya milih yang Ibu pilih.' Ya siapa, gitu kan?. 'Pak Ganjar, terus kita disuruh yang sono'. Gitu, pergi deh temuin rakyat, ngomong dah," kata Megawati.

"Ini kenyataan loh, mau saya buktikan? Nanti dibilang saya provokator. Ini kenyataan Republik Indonesia yang saya cintai."

Megawati kemudian mengingatkan agar para pihak tidak melakukan intimidasi. Menurutnya, para pendiri bangsa telah bekerja keras untuk menanamkan azas kekeluargaan supaya tidak terjadi perang saudara.

"Republik ini dibangun oleh para pendiri republik untuk menjadi azas kekeluargaan, gotong royong. Bukan saling mengintimidasi, bukan saling menekan. Untuk itulah, maka Bung Karno sebenarnya berkorban pada waktu itu, supaya jangan terjadi namanya perang saudara," kata Megawati.

Baca Juga: Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Sufmi sebut Wakilnya Diumumkan 2 Hari Lagi

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU