Temuan LPSK soal Kasus Kematian Afif Maulana: Saksi dan Korban Alami Penyiksaan
Hukum | 30 Juli 2024, 09:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengungkap sejumlah temuan dalam kasus kematian Afif Maulana (13) di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat.
Wakil Ketua LSPK Susilaningtyas mengatakan terdapat total lima temuan yang diperoleh pihaknya terkait kasus tersebut.
LPSK, kata dia, menemukan para saksi dan korban mengalami kekerasan atau penyiksaan yang diduga dilakukan oleh polisi.
"Para saksi dan korban, mereka mengalami kekerasan atau penganiayaan," kata Susilaningtyas dalam keterangan tertulis, Senin (29/7/2024).
Baca Juga: Kuasa Hukum Keluarga Afif Maulana Surati Kapolri Minta Ekshumasi dan Autopsi Ulang
Temuan selanjutnya, adanya tiga Laporan Polisi (LP) yang saling terkait tentang penemuan mayat, penyiksaan, dan penganiayaan yang menyebabkan kematian.
"Kemudian terdapat saksi dan korban yang merupakan anak di bawah umur," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
LPSK juga mendapati beberapa saksi dan atau korban telah dimintai keterangan namun tidak disertai dengan surat panggilan dan tidak didampingi penasehat hukum.
Serta ditemukan pula fakta bahwa sebagian saksi dan korban sampai saat ini juga masih mengalami trauma atas kejadian tersebut.
Di sisi lain, LPSK telah resmi memberi perlindungan kepada 15 saksi dan anggota keluarga korban terkait kasus tewasnya Afif Maulana.
Baca Juga: LBH Padang Desak Polda Sumbar Lebih Serius Tangani Kasus Afif Maulana
Susilaningtyas mengatakan perlindungan terhadap 15 orang itu diberikan usai pihaknya menggelar Sidang Mahkamah Pimpinan LPSK (SMPL) pada Selasa, 23 Juli 2024.
"LPSK menerima 15 permohonan perlindungan dalam perkara kematian AM (Afif Maulana) dan dugaan penyiksaan di Padang. Para pemohon terdiri dari 13 pemuda berstatus saksi dan 2 orang keluarga korban," ujarnya, Senin, dikutip dari Tribunnews.com.
Diberitakan sebelumnya, jenazah Afif Maulana (13) ditemukan dengan kondisi luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada Minggu siang, 9 Juni 2024.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menduga korban meninggal dunia karena disiksa anggota Sabhara Polda Sumbar yang sedang melakukan patroli pencegahan tawuran.
Namun, Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono membantah polisi menganiaya Afif dan menyebut anak tersebut tewas akibat melompat ke Sungai Kuranji yang mengakibatkan tulang iganya patah.
Suharyono mengatakan berdasarkan hasil autopsi, tulang iga belakang bagian kiri Afif patah sebanyak enam ruas. Patahan tulang tersebut membuat paru-paru bocah itu robek.
“Penyebab kematiannya adalah karena patah tulang iga dan merobek paru-paru itu,” katanya, Minggu, 30 Juni 2024.
Suharyono menambahkan, berdasarkan hasil visum luar, memang ada lecet-lecet dan luka memar pada tubuh korban.
Namun, berdasarkan ahli forensik, kata dia, lebam tersebut muncul karena jenazah Afif ditemukan setelah sekitar 9 jam.
Baca Juga: Soal Permintaan Ekshumasi dan Autopsi Ulang Jenazah Afif Maulana, Ini Kata Polri
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Tribunnews.com