> >

Peringatan Dini BMKG, Wilayah Ini Waspada Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang 30-31 Juli 2024

Peristiwa | 29 Juli 2024, 16:00 WIB
Ilustrasi hujan dan angin kencang. BMKG mengimbau waspada potensi cuaca ekstrem seperti adanya hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia pada Selasa (30/7/2024) dan Rabu (31/7). (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini dampak hujan lebat yang berpotensi melanda wilayah Indonesia.

Sejumlah wilayah masih dilanda cuaca ekstrem hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada Selasa (30/7/2024) dan Rabu (31/7).

Peringatan Dini BMKG, 30 Juli 2024

Waspada dampak hujan lebat:

  • Aceh
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Barat
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Utara

Peringatan Dini BMKG, 31 Juli 2024

Waspada dampak hujan lebat:

  • Aceh
  • Jawa Tengah
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Riau
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Tengah
  • Sumatera Utara
  • Sulawesi Tenggara

Baca Juga: Siapa Saja yang Harus Klaim Ulang Akun KIP Kuliah 2024? Ini Panduan Lengkapnya

Aceh Siaga Bencana Alam Akibat Cuaca Ekstrem

BMKG mengimbau masyarakat di 10 kabupaten/kota di Provinsi Aceh untuk siaga terhadap berbagai potensi bencana hidrometeorologi hingga beberapa hari ke depan.

Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Stya Juangga Dirtanmengatakan berdasarkan hasil analisis dan prakiraan angin lapisan 3.000 feet, saat ini wilayah Aceh terdapat potensi daerah belokan dan pertemuan angin di barat-selatan wilayah Aceh.

“Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konventif yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang, serta dapat menyebabkan banjir, tanah longsor dan gelombang laut tinggi,” kata Stya, Senin (29/7), dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan kondisi ini juga diperkuat dengan adanya fenomena gelombang rossby equator, yaitu gelombang atmosfer yang membawa masa udara yang bersifat basah dan bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah ekuator, umumnya bisa bertahan 7-10 hari di wilayah Indonesia.

Gelombang ini juga mendukung serta memperkuat potensi pertumbuhan awan konventif yang dapat menyebabkan hujan dengan durasi yang cukup lama dan cakupan wilayah yang luas.

“Peringatan ini berlaku untuk 28 Juli sampai dengan 3 Agustus 2024,” katanya.

Baca Juga: Kemenkes Gelar Program Residensi Dokter Spesialis yang Fokus pada Kesehatan Jiwa Dokter

Adapun 10 daerah yang masuk kategori siaga terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana seperti banjir, longsor, angin kencang, dan gelombang tinggi meliputi:

  • Kabupaten Aceh Jaya
  • Aceh Barat
  • Nagan Raya
  • Aceh Barat Daya
  • Aceh Selatan
  • Aceh Tengah
  • Bener Meriah
  • Gayo Lues
  • Aceh Tenggara
  • Kota Subulussalam.

Stya menambahkan, kondisi gelombang laut di perairan Aceh dalam beberapa hari ke depan juga patut diwaspadai yang mencapai 2,5 meter, seperti di perairan Utara Sabang, perairan Barat Aceh dan perairan Samudera Hindia Barat Aceh.

Sedangkan untuk kecepatan angin, lanjut Stya, berkisar antara 15 - 25 kilometer per jam, dengan kecepatan maksimum mencapai 40 kilometer per jam. 

Atas kondisi ini, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG, Wilayah Ini Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Lebat pada 25-26 Juli 2024

“Terkait karena hujan dan angin kencang ini juga disebabkan oleh rossby equatorial, umumnya gelombang ini bertahan idealnya 5-8 hari, sehingga peringatan dini ini berlaku satu minggu,” ujarnya.

BMKG juga mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk memastikan kapasitas infrastruktur dalam keadaan baik sebagai upaya antisipasi angin kencang. 

Kemudian juga mengawasi sistem tata kelola sumber daya air, agar siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

"Dan melakukan penebangan pohon jika diperlukan, menertibkan baliho semi permanen, lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi,” ujarnya.

 

Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Antara


TERBARU