> >

Didiek J Rachbini Kenang Hamzah Haz sebagai Tokoh Penjaga APBN

Peristiwa | 24 Juli 2024, 16:40 WIB
Seusai dilantik dan memberikan pidato sambutan sebagai Wakil Presiden, Hamzah Haz didampingi (dari kiri) Ketua MPR Amien Rais dan Presiden Megawati Soekarnoputri, meninggalkan ruang sidang dengan melambaikan tangan kepada wartawan di pintu luar Ruang Nusantara, Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (26/7/2001). (Sumber: KOMPAS/AGUS SUSANTO)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Rektor Universitas Paramadina Didiek J Rachbini mengenang sosok Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz sebagai penjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hamzah Haz wafat pada pagi hari ini, Rabu (24/7/2024). 

"Selamat jalan pak Hamzah Haz. Kita kehilangan lagi politisi negarawan, sekaligus penulis, pemikir dan kolumnis yang rajin memberikan pencerahan masalah-masalah ekonomi politik, hal kenegaraan, khususnya politik anggaran dan APBN," kata Didiek dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.tv, Rabu. 

Didiek menilai tidak ada politisi yang tekun seperti Hamzah Haz dalam menulis masalah politik APBN di media massa pada akhir 1980-an dan tahun 1990-an.

Baca Juga: Berduka, Jokowi Hingga Jusuf Kalla Melayat ke Rumah Duka Hamzah Haz

Tidak hanya menulis, kata dia, Hamzah Haz juga menekuninya dalam praktek kenegaraan dalam pembahasan-pembahasan di DPR. Saat itu, ia merupakan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

"Hamzah Haz adalah seorang pemimpin yang matang dan wakil presiden yang negarawan pemikir, menyukai gagasan-gagasan bangsa dalam bidang politik dan ekonomi, yang seharusnya disajikan dalam diskursus publik," ujarnya.   

"Berbeda dengan jaman sekarang yang matang dikarbit, tidak menyukai pemikiran, sekedar populer dan cuma menyukai mainan anak-anak," tambahnya. 

Baca Juga: Hasto Jelaskan Kedekatatan Hamzah Haz dan Megawati saat Jadi Presiden: Ada Kode Saat Ambil Keputusan

Didiek menyebut tulisan almarhum Hamzah Haz banyak dimuat di media seperti Kompas, Republika, dan Tempo pada medio tersebut. 

Menurutnya, Hamzah Haz adalah contoh politisi yang tidak berbeda jauh dari generasi politisi pemikir 2-3 dekade sebelumnya. Soekarno, Hatta, Sjahrir, Soedjatmoko dan pemimpin lainnya yang menguasai ide pada masanya. 

"Politisi jaman dulu matang ditempa jaman dan selalu bergulat dengan ide kebangsaan," ucapnya. 

Baca Juga: Jusuf Kalla Kenang Sosok Hamzah Haz Sebagai Pemimpin dan Tokoh Islam yang Baik

Apa yang bisa ditiru dari Hamzah Haz? Didiek yang juga merupakan ekonom senior menuturkan, warisan Hamzah Haz adalah komitmen terhadap kepentingan nasional secara keseluruhan tenpa meninggalkan aspek realitas dan rasional.  

Hal itu, kata dia, yang membedakan Hamzah Haz dengan pemimpin-pemimpin yang idealis utopis yang tidak berpijak pada kenyataan.  

Ia mencontohkan, pada 20 tahun lalu, saat terjadi krisis APBN, Hamzah Haz turun gunung untuk ikut menyelesaikannya.

Pada pertengahan tahun 2000-an atau 2005, pro kontra kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memuncak dan bisa mengarah ke krisis politik.  

Baca Juga: Prosesi Pemakaman Hamzah Haz akan Dilaksanakan Secara Militer

Saat itu, Didiek ingat Hamzah Haz yang sudah tak menjabat sebagai Wapres, masih terlibat langsung dalam lobi-lobi untuk mengatasi krisis APBN sekaligus potensi krisis politik.  

Hamzah Haz menilai subsidi kepada barang adalah pemborosan dan harus diganti menjadi subsidi kepada orang.

Hamzah Haz, kata Didiek, ikut mendinginkan suasana dan meskipun tidak populer, kemudian menyetujui kenaikan harga BBM dengan alasan kenaikan tersebut sebagai pilihan rasional. 

Dalam hal ini, sebutnya, Hamzah Haz tergolong pemimpin yang pro kebijakan yang berbasis bukti (evidence based policy). 

"Tidak ada lagi penjaga APBN seperti Hamzah Haz," tutup Didiek.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV


TERBARU