> >

Peringatan Dini BMKG, Wilayah Ini Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Lebat pada 25-26 Juli 2024

Peristiwa | 24 Juli 2024, 16:00 WIB
Ilustrasi Hujan (Sumber: Fidel Ali)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini dampak hujan lebat yang berpotensi melanda wilayah Indonesia.

BMKG memperkirakan sejumlah wilayah dilanda cuaca ekstrem hujan lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi pada Kamis (25/7/2024) dan Jumat (26/7).

Dalam peta prakiraan berbasis dampak hujan lebat wilayah Indonesia, BMKG menyebut beberapa wilayah berstatus waspada.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG, Wilayah Ini Waspada Curah Hujan Tinggi dan Potensi Banjir hingga 31 Juli 2024

Peringatan Dini BMKG, 25 Juli 2024

Waspada dampak hujan lebat:

  • Aceh
  • Gorontalo
  • Maluku Utara
  • Papua
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Sulawesi Utara

Peringatan Dini BMKG, 26 Juli 2024

Waspada dampak hujan lebat:

  • Aceh
  • Maluku Utara
  • Papua
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tengah

Sebagian Wilayah Indonesia Kekeringan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sejumlah daerah di Provinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat sudah mulai mengalami kekeringan ekstrem setelah nyaris tiga bulan tidak diguyur hujan.

Deputi Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan di Jakarta, Rabu, mengatakan 18 kabupaten/kota dan puluhan kecamatan di tiga provinsi tersebut mengalami kekeringan akibat kurang hujan dengan kategori ekstrem.

Baca Juga: Cara Cek Sertifikat Tanah Asli atau Palsu secara Online

BMKG menilai atas kondisi tersebut semua pihak secara lintas sektor pada tingkat pusat maupun daerah harus mengambil langkah mitigasi dan penanggulangan secara saksama demi mengurangi dampak yang ditimbulkan kepada masyarakat.

Kekeringan ekstrem dapat berimplikasi terhadap potensi gagal panen atau perubahan periode tanam, semakin berkurang ketersediaan air bersih, hingga meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan di NTB, NTT, Jatim.

"Termasuk potensi gangguan kesehatan masyarakat salah satunya dari penyebaran penyakit demam berdarah juga perlu diperhatikan karena musim kering dapat meningkatkan frekuensi gigitan nyamuk," kata Ardhasena, Rabu (24/7), dikutip dari Antara.

Oleh karena itu, BMKG berharap, upaya mitigasi dan penanggulangan perlu ditingkatkan khususnya pada sejumlah sektor tersebut setidaknya sampai dengan September yang diprakirakan menjadi akhir puncak musim kering tahun ini.

Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU