PBNU Terbitkan Surat Instruksi Larangan Kerja Sama dengan Lembaga Berafiliasi Israel
Peristiwa | 20 Juli 2024, 18:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerbitkan surat instruksi yang menegaskan kembali larangan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan Israel.
Surat instruksi tersebut dikeluarkan dengan nomor 2020/PB.03/A.1.03.08/99/07/2024.
Dikutip dari laman NU Online, surat instruksi itu mempertegas surat instruksi sebelumnya pada era kepengurusan KH Said Aqil Siroj bernomor 4207/C.1.034/09/2021 tanggal 13 Shafar 1443 H/20 September 2021 M.
"Dengan ini kami tegaskan bahwa instruksi untuk menghentikan dan/atau menangguhkan semua program/proyek kerja sama yang berhubungan dengan Institut Leimena, Institute for Global Engagement (IGE), dan American Jewish Committee (AJC), baik yang masih dalam rencana maupun yang sedang berjalan, tidak pernah dicabut dan masih berlaku hingga saat ini," bunyi surat edaran tersebut, seperti dilansir NU Online, Jumat (19/7/2024).
Wakil Ketua Umum PBNU H Amin Said Husni menegaskan, surat pelarangan kerja sama dengan sejumlah lembaga yang berafiliasi dengan Israel yang keluar pada masa Kiai Said, ditegaskan kembali pada masa kepengurusan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.
"Sebetulnya kebijakan untuk menangguhkan atau menghentikan kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional, seperti ACJ yang disebutkan secara eksplisit di dalam surat itu kan sudah terbit pada kepengurusan PBNU periode yang lalu ketika Ketua Umumnya KH Said Aqil Siroj," kata Amin, Jumat.
"Dan surat itu sampai hari ini tidak pernah dicabut, tidak pernah juga direvisi karena itu sifatnya masih berlaku."
Menurut penjelasannya, larangan hubungan kerja dengan sejumlah lembaga berafiliasi dengan Israel ditegaskan kembali usai lima nahdliyin bertemu Presiden Israel Isaac Herzog awal bulan ini di tengah serangan Israel ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 38.800 orang termasuk 15.000 lebih anak-anak.
Amin mengatakan PBNU ingin semua elemen NU memahami larangan itu.
Baca Juga: Jokowi Minta PBNU Respons soal 5 Tokoh NU Temui Presiden Israel: karena Sikap Pemerintah Itu Jelas
"PBNU sekarang hanya menegaskan kembali me-remind (mengingatkan kembali) seluruh jajaran struktural Nahdlatul Ulama baik itu pengurus wilayah, pengurus cabang sampai ke paling bawah," tegasnya.
"Termasuk ke banom (badan otonom) dan lembaga-lembaga di lingkungan NU, termasuk perguruan tinggi, pondok-pondok pesantren atau madrasah lain itu masih terikat keputusan PBNU."
Sebelumnya, pertemuan lima nahdliyin dengan Presiden Israel viral di media sosial.
Lima nahdliyin tersebut adalah Syukron Makmun, Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.
PBNU telah memanggil lima orang itu untuk pemeriksaan. Mereka disebut berangkat ke Israel atas nama pribadi dan difasilitasi lembaga swadaya masyarakat.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebut hanya terdapat dua pilihan untuk lima nahdliyin tersebut, yakni untuk segera mengundurkan diri atau diberhentikan dari kepengurusan NU.
"PBNU meminta kepada lembaga dan banom di mana yang bersangkutan mengabdi untuk mengambil tindakan atas pelanggaran tersebut dengan dua pilihan mengundurkan diri atau diberhentikan,” kata Gus Ipul, Kamis (18/7).
“Pilihannya mengundurkan diri atau dimundurkan dari organisasi. Jadi saya minta mereka segera memilih."
Baca Juga: PBNU ke 5 Nahdliyin yang Temui Presiden Israel: Mundur atau Diberhentikan
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/NU Online