Eks Ketua KPK: Kalau OTT untuk Hibur Masyarakat, Pilih Cak Lontong dan Komeng Jadi Pimpinan KPK
Hukum | 5 Juli 2024, 10:26 WIBMeski demikian, ia juga tidak setuju pada pendapat yang menyebut bahwa OTT merupakan hal kampungan.
Baca Juga: Terlibat Suap, Kadis Dikbud Maluku Utara Imran Jakub Ditahan KPK
“OTT tidak kampungan juga ya, tapi dia bukan merupakan cara betindak utama. Cara bertindak utama dari sebuah organisasi yang disebut superbodi itu, yang disebut KPK itu adalah lewat penyelidikan, penyidikan dan pembuktian-pembuktian seara ilmiah,” bebernya.
“Follow the money, proses-prosesnya kita teliti satu per satu, sehignga bisa diungkap sebuah konspirasi korupsi yang besar. Besar jumlahnya, besar pelakunya, dan segala macam.”
Penyadapan-penyadapan yang dilakukan oleh KPK, kata dia, boleh dilakukan dalam rangka men-trace kemungkinan melebarnya jaringan, tetapi bukan untuk kepentingan OTT.
“Pada kondisi tertentu OTT perlu dilakukan, OTT dilakukan pertama kali oleh jilid pertama, tahun 2005. OTT boleh dilakukan tapi jangan lantas dijadikan pemanis, sweetener untuk sekadar menyenangkan masyarakat menjadi entertaint dalam layar kaca,” tambahnya.
“Seperti kata saya tadi, kalau tujuannya untuk menyenangkan masyarakat, bukan untuk memberatntas korupsi, ya kita minta saja dengan segala kehormatan, Cak Lontong yang juga seorang inteletual, Komeng, dan beberapa teman-teman lain, mungkin Rosi untuk menjadi pmpinan KPK sehingga lengkaplah entertain ini.”
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata berharap pihaknya berhasil menggelar operasi tangkap tangan (OTT) sebagai hiburan untuk masyarakat dalam waktu dekat.
Alex menyampaikan hal itu ketika dimintai tanggapan apakah KPK akan gencar menggelar OTT untuk memperbaiki citra lembaga yang terpuruk berdasarkan survei Litbang Kompas.
“Ya okelah OTT, ya syukur-syukur lah kalian dapat nanti kan, ya buat hiburan, 'tinggggg', buat masyarakat senang,” ujar Alex saat ditemui awak media di Tebet, Jakarta, Jumat (21/6/2024), dikutip Kompas.com.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV