Hasto PDIP Sebut Pemikiran Bung Karno Kian Ditinggalkan: Rakyat Jadi Objek Elektoral Lewat Bansos
Politik | 6 Juni 2024, 12:21 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan atau PDIP Hasto Kristiyanto menyebut kontruksi pemikiran Presiden ke-1 RI Soekarno dalam membangun negara kian ditinggalkan oleh pemerintah atau penguasa.
Hasto menjelaskan, indikasi itu bisa terlihat dari kerja pemerintah yang tak serius menghilangkan kemiskinan di Indonesia.
Misalnya dengan menggelontorkan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat kelas bawah mendekati waktu pelaksanaan pemilu, sehingga terkesan hanya untuk mendapatkan citra positif dari rakyat penerima bansos.
Baca Juga: Hasto PDIP Ungkap Ada Usulan Nama Pramono Anung Maju Pilkada Jakarta
"Konstruksi pemikiran Bung Karno yang berakar dari falsafah pembebasan petani, nelayan dan buruh serta seluruh lapisan masyarakat yang terjajah hidupnya semakin ditinggalkan. Rakyat hanya diperlakukan sebagai obyek elektoral melalui bansos, sementara tambang yang seharusnya dikuasai negara dibagi-bagi konsesinya dengan misi populis-elektoral," kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (6/6/2024).
Menurut dia, pemikiran Sang Proklamator selalu relevan dan tak lekang termakan zaman dalam membangun sebuah negara.
“Ide, gagasan, pemikiran, cita-cita dan perjuangan Bung Karno selalu relevan bagi Indonesia dan dunia."
"Dalam perspektif global, pemikiran Bung Karno tentang gagasan struktur dunia yang demokratis yang mengedepankan kemanusiaan, persaudaraan dunia, keadilan, koeksistensi damai, dan kesetaraan setiap negara dalam keanggotaan PBB merupakan jawaban atas struktur dunia yang anarkis dengan berbagai pertarungan geopolitik yang terjadi saat ini," ujarnya.
Namun, Hasto menyayangkan, upaya progresif untuk mempercepat kemajuan bangsa yang bertumpu pada kualitas manusia Indonesia, supremasi hukum, dan sistem meritokrasi yang andal, terganjal oleh ambisi kekuasaan dan penyakit nepotisme yang justru diawali dari puncak kekuasaan.
Baca Juga: Pidato di Penutupan Rakernas PDIP, Megawati Puji Gaya Soekarno Blusukan dengan "Mode Incognito"
"Semoga Peringatan Hari Lahir Bung Karno ke 123 semakin mendorong tekad untuk meluruskan arah masa depan bangsa yang semakin jauh dari cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 baik dalam sistem politik, ekonomi, hukum, budaya, maupun politik luar negeri," katanya.
Soekarno lahir 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur. Dia adalah sosok proklamator bersama Mohammad Hatta.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV