> >

Polri Ajukan Barter Buronan Thailand Chaowalit Thongduang dengan DPO Bos Narkoba Fredy Pratama

Hukum | 3 Juni 2024, 06:00 WIB
Fredy Pratama. Kepolisian Rpublik Indonesia (Polri)  menerbitkan red notice untuk Fredy Pratama, bandar narkoba jaringan Internasional, sejak Juni 2023. (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Keberhasilan tim gabungan Polri menangkap Chaowalit Thongduang alias Pang Na-node alias Sulaiman menjadi daya tawar untuk meningkatkan kerja sama dengan Kepolisian Thailand. 

Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa menilai, tidak menutup kemungkinan keberhasilan Polri ini menjadi daya tawar kepada kepolisian Thailand untuk membantu menangkap Fredy Pratama. 

Fredy Pratama merupakan buronan Mabes Polri terkait kasus penyelundupan dan peredaran Narkoba jenis sabu di Tanah Air. 

Sejauh ini, Fredy Pratama disebut berada di sebuah hutan di Thailand, dan dilindungi oleh mafia dan gangseter di Thailand. 

Rencananya tim dari Bareskrim Polri akan membawa Chaowalit Thongduang, buronan nomor satu di Thailand ini ke negaranya. 

Baca Juga: Polisi: Bos Narkoba Fredy Pratama sudah Kehabisan Modal, Sekarang Tinggal di Dalam Hutan Thailand

Diharapkan tim dari Indonesia pulang tidak dengan tangan kosong. Melainkan membawa Fredy Pratama yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Mabes Polri. 

"Insyaallah. Nanti Audi (Kabag Jianter Dishub Inter) dan Pak Wadir (Wadir Tipidnarkoba) dan tim (pemburu) Fredy Pratama akan berangkat bareng dengan tersangka ke sana (Thailand). Kita sudah berkomunikasi dengan Menteri, Direktur Narkoba, Direktur Imigrasi di sana akan membantu menangkap Fredy Pratama," ujar Mukti di Bareskrim Polri, Minggu (2/6/2024). 

Mukti meminta doa agar DPO Fredy Pratama bisa segera ditangkap oleh tim dari Mabes Polri dan kepolisian Thailand. 

Mukti menjelaskan, dirinya belum bisa memastikan waktu yang dibutuhkan untuk proses penangkapan Fredy.

Saat ini, Fredy berada di sebuah wilayah perbatasan antara Thailand dengan Burma atau Myanmar.

"Saya juga mau cepat-cepat nangkap Fredy Pratama. Kamu kira saya enggak mau. Biar tugas saya selesai gitu kan. Ini kan Fredy Pratama identiknya dengan Dirnarkoba Bareskrim kan. Benar enggak? Jadi dengan saya kan. Makanya kalau enggak ketangkap, waduh sakit kepala saya," ujarnya. 

Baca Juga: Polri Tangkap Buronan Paling Dicari Asal Thailand, Terungkap Berbagai Pihak Bantu Pelarian ke Bali

Sebelumnya Mukti menjelaskan, Fredy masih cukup gencar menyuplai bahan baku narkoba, termasuk ke Jakarta walau bersembunyi di hutan di negara Thailand. 

Pengiriman narkoba dilakukan oleh anggota jaringannya, untuk diproduksi oleh anak buahnya. 

Mukti mencontohkan clandestine lab di Sunter, Jakarta Utara, yang digerebek oleh Satgas Penanggulangan Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba (P3GN) Polri beberapa waktu lalu masih berada di bawah kendali Fredy Pratama. 

Fredy merupakan bandar besar narkotika jaringan internasional yang saat ini masih buron.

Setiap bulannya, sindikat Fredy disebut mampu menyelundupkan sabu dan ekstasi ke Indonesia dengan jumlah mulai dari 100 kilo sampai 500 kilo dengan modus operandi menyamarkan sabu ke dalam kemasan teh.

"Kita berdoa tim kembali ke Indonesia bisa membawa Fredy Pratama," ujar Mukti. 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU