Kemenag Minta Garuda Indonesia Tak Beri Solusi Instan untuk Keterlambatan Penerbangan Haji
Peristiwa | 24 Mei 2024, 22:35 WIBBOYOLALI, KOMPAS.TV - Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo meminta Garuda Indonesia menyiapkan langkah mitigasi menyeluruh untuk potensi persoalan yang muncul dalam proses penerbangan jemaah haji Indonesia.
Wibowo menilai pihak Garuda Indonesia masih sebatas menerapkan solusi instan dan parsial dalam menyelesaikan masalah keterlambatan penerbangan.
Hal ini ia tegaskan usai rapat bersama dengan pihak Garuda Indonesia di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (24/5/2024).
“Keterlambatan penerbangan jelas akan berdampak pada layanan kepada jemaah. Dan, Kementerian Agama juga yang mendapat protes dari jemaah. Jadi masalah keterlambatan ini perlu segera diselesaikan secara permanen,” kata Wibowo, Jumat, dikutip dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag).
Baca Juga: Penerbangan Haji Telat hingga Ditegur Kemenag, Ini Respons Garuda Indonesia
Ia menilai pendekatan Garuda Indonesia dalam menyelesaikan masalah keterlambatan penerbangan jemaah haji masih bersifat teknis dan tidak substantif. Hal ini bisa jadi karena Garuda Indonesia belum mempersiapkan mitigasi yang komprehensif.
“Sejak 12 Mei, awal penerbangan sekaligus awal muncul masalah, selalu saja alasannya perbaikan mesin, pengecekan moda, dan lainnya. Sehingga masalah terus berulang. Perlu ada terobosan agar penerbangan jemaah haji Indonesia ke depan sesuai jadwal," tegasnya
Rapat dengan Garuda Indonesia digelar seiring kembali terjadinya keterlambatan pemberangkatan jemaah akibat kerusakan mesin pesawat.
Masalah ini terjadi dalam pemberangkatan kloter 41 Embarkasi Solo (SOC-41) yang kemudian berdampak domino pada pemberangkatan kloter SOC-42 dan SOC-43.
Rentang keterlambatannya bahkan cukup lama, empat sampai tujuh belas jam.
Baca Juga: 47,5% Penerbangan Haji Garuda Indonesia Terlambat, Kemenag Beri Teguran Tertulis
Kemenag juga telah menyampaikan surat pernyataan kecewa dan protes keras kepada pihak maskapai.
Kemenag meminta Garuda Indonesia segera bertindak profesional dengan melakukan perbaikan kinerja agar masalah penerbangan jemaah haji tidak terus berulang.
Sebab, penerbangan menjadi satu kesatuan dengan penyelenggaraan ibadah haji. Keterlambatan penerbangan akan berdampak pada layanan lainnya, termasuk juga pada perasaan jemaah haji Indonesia.
Sebelumnya, Sekjen Kemenag M Ali Ramdhani menerangkan, penerbangan SOC 41 seharusnya berangkat jam 07.40 WIB. Saat itu, posisi jemaah sudah berada di lokasi fastrack Bandara Adi Soemarmo Solo.
Karena pesawat mengalami kerusakan mesin, dan diperkirakan perbaikannya lama, jemaah dikembalikan ke asrama haji.
Baca Juga: Witan Akan Doakan Timnas Saat Ibadah Haji Nanti
Setelah tertunda, jemaah SOC 41 akhirnya diberangkatkan dengan pesawat yang seharusnya dipakai oleh SOC-42, pukul 12.17 WIB.
Menurut Ali, ini solusi instan yang diberikan Garuda Indonesia yang kemudian menimbulkan masalah baru terkait keberangkatan jemaah selanjutnya yaitu SOC-42.
Jemaah haji SOC-42 seharusnya diberangkatkan Kamis (23/5) pukul 17.30 WIB sore namun akhirnya baru diberangkatkan Jumat (24/5) pukul 00.40 WIB.
“Delay (keterlambatan) ini memunculkan efek domino. Karena, SOC-41 terbang dengan pesawat yang seharusnya memberangkatkan SOC 42, maka keberangkatan SOC-42 juga tertunda, bahkan hingga sampai tujuh jam,” jelasnya, Kamis, dikutip dari keterangan resmi Kemenag.
“Seharusnya SOC-42 berangkat pukul 17.30 sore (Kamis, 23/5/2024, red) juga tertunda hingga tujuh jam kemudian baru terbang,” sambungnya.
“Belum lagi keberangkatan SOC-43 yang saat ini sudah ada di Asrama Haji Donohudan, mereka juga menunggu kepastian berangkat dari jadwal semula jam 24.00 malam ini (Kamis, 23/5/2024, red). Saya mendapat laporan keterlambatan keberangkatan SOC-43 sampai 17 jam,” katanya lagi.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : KOMPAS TV