Tepis Isu Heatwave, Kepala BMKG: Cuaca Panas di Indonesia Dampak Peralihan Musim Biasa
Peristiwa | 8 Mei 2024, 11:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini di sejumlah wilayah Indonesia bukan merupakan gelombang panas atau heatwave.
Demikian disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Rabu (8/5/2024).
Ia mengatakan berdasarkan karakteristik dan indikator statistik pengamatan suhu, fenomena tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai gelombang panas.
"Khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya," jelas Dwikorita, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Calon Jemaah Haji Diimbau Waspada Cuaca Panas
Dia menjelaskan, suhu panas di Indonesia dipengaruhi kondisi maritim dengan iklim laut hangat dan topografi pegunungan yang dapat menyebabkan naiknya gerakan udara.
Hal ini memungkinkan terjadinya penyanggaan atau buffer kenaikan temperatur secara ekstrem dengan adanya hujan yang mendinginkan permukaan secara periodik, sehingga tidak terjadi gelombang panas.
"Hal inilah yang menyebabkan tidak terjadinya gelombang panas di wilayah Kepulauan Indonesia," lanjut mantan Rektor Universitas Gadjah Mada itu.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Jakarta dan Bogor Cerah Berawan
Penyebab Cuaca Panas di Indonesia
Dwikorita mengatakan suhu panas yang terjadi merupakan akibat dari pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan curah hujan.
Dia menegaskan kondisi ini umum terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau.
"Periode peralihan ini umumnya dicirikan dengan kondisi pagi hari cerah, siang hari terik dengan pertumbuhan awan pesat diiringi peningkatan suhu udara, kemudian terjadi hujan pada siang menjelang sore atau sore menjelang malam hari," jelasnya.
Baca Juga: Waspada, Ini Daftar Wilayah yang Berpontensi Alami Cuaca Ekstrem pada Rabu 8 Mei
Sementara itu, suhu udara maksimum tertinggi di Indonesia selama sepekan terakhir tercatat 37,8 derajat celsius, terjadi di Palu pada 23 April 2024 dan Saumlaki, Maluku.
BMKG mencatat baru 8 persen wilayah Indonesia yang telah memasuki musim kemarau hingga awal Mei 2024.
Penulis : Danang Suryo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas.com