> >

May Day 2024, Politikus PKS: Penguasa Jangan Hanya Berdiri di Sisi Pengusaha

Politik | 1 Mei 2024, 15:57 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiya meminta pemerintah lebih memperhatikan nasib buruh setelah pengesahan UU Cipta Kerja (Ciptaker). (Sumber: dpr.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani mengatakan pemerintah harus memberi ruang dan kesempatan luas kepada para pekerja untuk menyampaikan aspirasi pada momentum May Day atau Hari Buruh yang jatuh setiap 1 Mei.

Politikus PKS itu mendesak pemerintah agar mendengarkan masukan dan tuntutan para pekerja yang selalu disuarakan setiap tahunnya.

"Dengarkan tuntutan buruh dengan sepenuh hati. Pemerintah harus dapat bertindak sebagai pengayom dan pembina yang berempati dan berpihak pada pekerja dalam hubungan industrialis," kata Netty kepada wartawan, Rabu (1/5/2024).

Baca Juga: Aksi May Day, Buruh Tuntut Cabut Omnibus Law, Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah

"Jangan sampai pekerja merasa bahwa pemerintah hanya berdiri di sisi pengusaha dan abai terhadap para pekerja. Keadilan dan kesetaraan harus juga dirasakan oleh kaum pekerja," sambungnya.

Menurut dia, May Day merupakan momentum yang tepat bagi seluruh pekerja untuk menyampaikan aspirasinya.

Pemerintah harus memberi ruang dan kesempatan luas kepada kaum pekerja yang ingin memanfaatkan momen tersebut.

Ia menyebut penetapan 1 Mei sebagai hari libur merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap kaum pekerja yang telah berkontribusi dalam pembangunan di berbagai sektor.

Oleh karena itu, kata Netty, para pekerja menjadikan May Day sebagai panggung demokrasi untuk menyampaikan tuntutan. Aparat terkait, imbuhnya, tinggal melakukan pengawalan agar kegiatan tersebut berjalan lancar dan aman.

Terlebih, lanjut Netty, saat ini kondisi mayoritas kaum pekerja masih memprihatinkan.

Baca Juga: 45 Link Twibbon Hari Buruh 2024 beserta Ucapan May Day dalam Bahasa Inggris dan Indonesia

"Mayoritas pekerja di Indonesia masih jauh dari sejahtera. Upah yang diterima tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang makin besar. Belum lagi terkait jaminan keamanan dan keselamatan kerja yang belum ideal dengan risiko pekerjaan yang kadang taruhannya nyawa," kata Netty.

 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU