> >

Jejak dan Harapan Garuda Muda (II): Nasionalisme si Kulit Bundar di Awal Kemerdekaan

Humaniora | 27 April 2024, 05:30 WIB
Tampilan halaman tiga koran berbahasa Belanda, Java-bode, edisi 3 Mei 1955, tentang aktivitas Pelatih Timnas Indonesia periode 1950-an Tony Pogacnik yang memberikan pelatihan sepak bola di Bali. (Sumber: Arsip Java Bode via Kompas.id)

Kiprah tim sepak bola Indonesia dalam kancah internasional dimulai pada perhelatan Asian Games I di New Delhi, India tahun 1950. Pada kompetisi tersebut, tim sepak bola Indonesia mengirim 18 pemain yang dipimpin oleh pelatih asal Singapura, Choo Seng Quee.

Dukungan Soekarno terhadap perkembangan sepak bola Indonesia selanjutnya dipertegas dengan adanya perhelatan Soekarno Cup pada tanggal 25 April 1963. Perhelatan Soekarno Cup diikuti oleh enam negara, yakni Indonesia, China, Mesir, Kuba, Vietnam Utara, dan Pakistan.

Dalam ajang tersebut, Timnas Indonesia berhasil merebut juara 3 dengan mengalahkan Timnas Vietnam Utara dengan skor 3-1. Sedangkan juara 1 Soekarno Cup adalah Mesir yang berhasil menekuk China dengan skor 2-0.

Dalam hal infrastruktur, Presiden Soekarno membangun stadion utama Gelora Bung Karno untuk menunjang kegiatan olahraga di Indonesia. Stadion utama Gelora Bung Karno mulai dibangun pada tanggal 8 Februari 1960 sebagai kelengkapan sarana dan prasarana dalam rangka Asian Games 1962.

Dalam pemancangan tiang pertama, turut hadir Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Kruschev. Hal tersebut bukanlah hal yang mengejutkan, mengingat kedekatan Presiden Soekarno dengan negara-negara blok timur kala itu. Stadion utama Gelora Bung Karno selanjutnya diresmikan pada tanggal 21 Juli 1962.

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU