Kala Gibran Mulai Bosan Hadapi Serangan Hasto ke Jokowi dan Keluarga
Peristiwa | 3 April 2024, 18:31 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Calon Wakil Presiden (Cawapres) terpilih Gibran Rakabuming Raka enggan berbicara banyak terkait sindiran-sindiran yang dilayangkan Sekjen PDI Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto.
Mulai dari sindirian Hasto PDI-P khilaf mencalonkan Gibran menjadi Walikota Solo hingga soal Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang ingin merebut kursi ketua umum PDI-P sebagai kendaraan politik untuk 21 tahun ke depan.
Tiga hari terakhir Hasto mulia melontarkan sindiran yang menyudutkan Gibran dan sindiran tersebut memang sering ditanyakan oleh awak media kepada Gibran.
Namun Gibran tak berkomentar banyak soal pernyataan Hasto yang menyudutkannya.
Berikut beberapa serangan Hasto yang menyasar ke Jokowi dan keluarga:.
Khilaf usung Gibran
Sabtu (30/3/2024), Hasto menyebut DPP PDI-P khilaf mencalonkan Gibran sebagai walikota Solo.
Menurutnya, pencalonan Gibran tidak terlepas dari kemajuan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Akan tetapi kemajuan tersebut ternyata dipicu oleh beban utang yang sangat besar.
Gibran pun meminta maaf lantaran pencalonannya di Pilwalkot Solo 2020 merupakan sebuah kekeliruan partai.
"Mohon maaf Pak Hasto. Terima kasih, Pak Hasto paling oke," ujar Gibran.
Hasto juga mengingatkan seorang pemimpin negara harus mempunyai kedewasaan. Ia mengibaratkan untuk menjadi seorang sopir truk saja ada batas usianya, apalagi memimpin negara dengan masalah yang sangat kompleks.
Baca Juga: Hasto Kristiyanto sebut Marsekal Madya Tonny Harjono Jabat KSAU karena Saudaranya Iriana Jokowi
Hasto mencontohkan, masalah kedewasaan pada suatu pekerjaan sangat penting dengan berkaca pada kecelakaan yang terjadi di Gerbang Tol Halim Perdanakusuma pada Rabu (27/3) lalu.
"Karena kedewasaan di dalam mengemban jabatan-jabatan tertentu, untuk sopir truk aja itu berbahaya, apalagi kaitannya dengan mengelola suatu negara sebesar Indonesia dengan problematika yang sangat kompleks," ujar Hasto dalam acara diskusi bertajuk 'Sing Waras Sing Menang', Sabtu (30/3).
Menanggapi hal itu, Gibran juga tidak banyak berkomentar. Kakak dari Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep itu mengucapkan terima kasih atas masukan yang diberikan Hasto. Ia juga menganggap Hasto politisi senior yang paling oke.
"Ya, terima kasih, Pak Hasto. Mohon maaf, Pak Hasto," ujar Gibran di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (30/3) malam.
Kebohongan Gibran
Kemudian pada Senin (1/4), Hasto mengungkap pernyataan Gibran yang tidak ingin mencalonkan diri di Pilpres 2024.
Dalam catatannya Gibran sudah dua kali membantah akan maju dalam Pilpres 2024. Pertama saat Gibran dipanggil DPP PDI-P soal pertemuannya dengan Capres Prabowo Subianto.
Dalam konfirmasi tersebut Gibran mengaku tidak punya kepentingan terkait Pilpres 2024 dan pertemuan tersebut hanya sebatas menjamu pejabat negara yang datang ke Solo.
Kedua, pada awal Agustus 2023 di dalam rapat konsolidasi seluruh kepala daerah, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri bertanya hal yang sama dan dijawab di hadapan seluruh kepala daerah Gibran tidak akan maju di Pilpres 2024.
Baca Juga: Saling Sindir Gibran dan Hasto PDIP, Ibaratkan Sopir Truk Kecelakaan Halim hingga Paling Oke
Namun akhirnya putra sulung Presiden Jokowi itu resmi mendaftarkan sebagai cawapres pada akhir Oktober 2023. Hasto menilai kebohongan itu menjadi bagian dari strategi.
Dukungan Keluarga
Masih soal pencalonan Gibran, Hasto menjelaskan berdasarkan dokumen dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan DPP PDI-P, ternyata akhir April 2023, keluarga Joko Widodo sudah memutuskan Gibran akan menjadi calon wakil presiden.
Hal inilah yang mendasari DPP PDI-P meminta konfirmasi langsung kepada Gibran. Namun Gibran membantah akan maju di Pilpres 2024.
Di sisi lain, Hasto menyoroti pencalonan Gibran yang justru berlangsung dengan menggunakan instrumen kekuasaan Negara.
Baca Juga: PDI-P Khilaf Usung Wali Kota Solo, Gibran: Pak Hasto Paling Oke
Atas dasar dokumen, keterangan dan informasi yang didapat partai bahwa kelaurga Jokowi sudah memutuskan Gibran menjadi Cawapres, Hasto berpandangan keputusan tersebut telah membuat penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power Presiden Jokowi untuk memajukan putra tertuanya itu.
"Kalau berkhianat kepada partai itu sudah biasa sebagai bagian dari dinamika organisasi partai, tetapi ketika berkhianat kepada konstitusi, pada demokrasi yang berkeadilan rakyat, apalagi nilai-nilai kejujuran seorang pemimpin itu pun dikorbankan, maka ini menjadi suatu persoalan yang sangat serius bagi kita sebagai bangsa," ujar Hasto di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Senin (1/4) kemarin.
Perebutan Kursi Ketum
Terbaru Hasto mengungkap sebuah upaya perebutan kursi pimpinan PDI-P dan Partai Golkar yang disebut dilakukan oleh Jokowi.
Menurut Hasto, Jokowi menugaskan salah satu menteri power full untuk menjembatani pengambilalihan kursi ketum PDI-P.
Baca Juga: Hasto Tuding Jokowi Incar Ketum PDIP, Stafsus Presiden: Tuduhan Tanpa Bukti
Menteri power full tersebut ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid, guru besar IPDN. Kemudian Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Megawati agar kepemimpinan PDI Perjuangan diserahkan kepada Jokowi.
"Jadi, dalam rangka kendaraan politik, untuk 21 tahun ke depan," ujar Hasto, di acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/4).
Gibran membantah jika ada keinginan sang ayah untuk merebut posisi ketua umum PDI-P dan Golkar.
Ia bahkan sempat bertanya dari mana informasi Jokowi ingin merebut kursi ketum dua partai politik besar di Indonesia itu.
Saat mengetahui hal itu dilontarkan dari Hasto, Gibran memilih untuk tidak mau menanggapi lagi. Gibran seakan bosan menjawab serangan-serangan yang dilontarkan Hasto.
"Pak Hasto lagi, saya kira tidak perlu ditanggapi lagi ya. Bulan puasa berpikiran positif saja," ujar Gibran singkat sebelum masuk ke mobil dinasnya, Rabu (3/4).
Baca Juga: Hasto Sebut Jokowi Ingin Rebut Kursi Ketum PDI-P, Gibran: Berpikiran Positif Saja
Presiden Jokowi juga sudah menanggapi pernyataan Hasto tersebut. Presiden meminta Hasto Kristiyanto tidak perlu mengeluarkan pernyataan yang bisa memperkeruh keadaan politik pasca-pilpres 2024.
Jokowi menilai pernyataan Sekjen PDI-P itu tidak masuk akal sebab dirinya ingin merebut kursi pimpinan partai-partai politik.
"Bukan golkar? Katanya mau ngerebut Golkar, masa mau direbutin semua. Jangan seperti itu. Jangan seperti itu," ujar Jokowi di Jakarta, Rabu (3/4).
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV