> >

Golkar Tunggu Sikap PDI-P untuk Tarik Jokowi jadi Kader

Politik | 18 Maret 2024, 23:30 WIB
Presiden Joko Widodo memegang dasi kuning yang dipakainya sebelum berangkat kunjungan kerja ke Jepang. Dasi kuning yang dikenakan Jokowi sempat menjadi perhatian awak media dan menanyakanya di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (16/12/2023) pagi. (Sumber: YouTube Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV - DPP Partai Golkar masih menunggu keputusan dari DPP PDI-Perjuangan (PDI-P) untuk menarik Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi kader Golkar. 

Belakangan Presiden Jokowi santer didorong masuk ke Partai Golkar. Bahkan Presiden RI dua periode itu diharapkan menjadi ketua umum Partai Golkar setelah Airlangga Hartarto lengser. 

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung menilai kemungkinan sulit untuk merangkul Jokowi masuk ke Partai Golkar. 

Pertama, hingga saat ini Presiden Jokowi merupakan kader PDI-P dan belum ada pernyataan Jokowi keluar dari PDI-P. 

Begitu juga sebaliknya, belum ada pernyataan PDI-P untuk mengeluarkan Jokowi dari partai.

Baca Juga: Politikus Golkar Sebut Peluang Jokowi Jadi Ketum Terganjal AD/ART

"PDI Perjuangan belum pernah menyatakan juga, mengatakan Pak Jokowi bukan kader PDI Perjuangan, itu juga harus kita hormati, jadi kembali pada putusan Pak Jokowi," ujar Doli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/3/2024).

Doli menambahkan pada dasarnya Golkar selalu membuka pintu pada siapa saja yang ingin bergabung, termasuk Jokowi.

Namun ada hal yang perlu dihormati, apalagi seseorang tersebut merupakan kader dari partai lain. 

Di sisi lain, Doli enggan berspekulasi apakah nantinya Jokowi masuk dalam kandidat calon ketua umum Partai Golkar di Munas Desember 2024. 

Ia menilai penyelenggaraan Munas masih jauh dan masih banyak kader internal Golkar yang siap menjadi ketua umum, termasuk Airlangga Hartarto yang disebut sudah mendapat dukungan agar tetap memimpin partai. 

Baca Juga: Jokowi Mengaku Nyaman Pakai Dasi Kuning saat ke Jepang, Begini Penafsiran Golkar

"Saya kira kalau Munas sampai sejauh ini kita belum membicarakan secara detail, karena masih lama dan kemarin soliditas yang saya sampaikan itu kita solid mendukung Munas dilaksanakan Desember 2024 sesuai AD/ART dan kemudian menuntaskan periode ini sampai akhir," ujar Doli, dikutip dari laporan jurnalis KompasTV.

Diketahui berdasarkan AD/ART Partai Golkar Pasal 18 Ayat 4, disampaikkan salah satu syarat mengikuti kontestasi ketua umum Golkar adalah aktif menjadi kader Golkar minimal selama 5 tahun. 

Sejumlah nama yang diprediksi maju dalam pemilihan ketua umum partai yakni Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang Kartasasmita yang saat ini menjabat Menteri Perindustrian serta Bahlil Lahadalia yang menjabat  menjabat Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Di luar partai ada nama Presiden Joko Widodo dan Cawapres Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka. 

Peluang Gibran menjadi Ketua Umum Partai Golkar dilontarkan Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari. Alasannya Golkar merupakan partai partai yang ideologinya karya dan kekaryaan dan selalu berorientasi untuk menjadi bagian dari pemerintahan.

Baca Juga: Aburizal Tanggapi Isu Jokowi atau Gibran Jadi Ketum Golkar, Kaitkan dengan Perubahan Syarat

Oleh karena itu, Gibran merupakan figur yang pas untuk mengenapi orientasi Golkar di pemerintahan selanjutnya. 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU