> >

Progres Pembangunan IKN, Jubir OIKN: Ibu Kota Nusantara Sesuai Prinsip Berkelanjutan & Green Economy

Peristiwa | 10 Maret 2024, 13:23 WIB
Foto ilustrasi. Suasana pembangunan Istana Presiden di Ibu Kota Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (3/8/2023). (Sumber: KOMPAS/SUCIPTO)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim) terus dilakukan. Progres pembangunan pun berjalan positif pada lokasi yang dikonsep sebagai kota cerdas dan hijau di Indonesia dengan perangkat pembangunan keberlanjutan yang komperhensif.

“Pembangunan Ibu Kota Nusantara akan melalui lima tahap pembangunan dan akan selesai seutuhnya pada tahun 2045,” ujar Staff Khusus Bidang Komunikasi Publik/Juru Bicara Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Troy Pantouw dalam pengantar seminar bertajuk “Eco-Finance: Discovering Youth-led Green Economy Potential” di Auditorium, lantai 4, Univesitas Bina Nusantara, Kemanggisan, Jakarta, Sabtu (9/3/2024).

Dalam kesempatan itu, Troy Pantouw juga menjelaskan, saat ini sudah ada Nusantara Net Zero Strategy 2045 atau peta jalan menuju kota dengan emisi nol bersih di 2045 serta Voluntary Local Review (VLR). 

Baca Juga: Istana Pastikan Jakarta Masih Daerah Khusus Ibu Kota, Perpindahan ke IKN Tunggu Keppres

“Selain Nusantara Net Zero Strategy 2045, OIKN juga telah meluncurkan Voluntary Local Review (VLR) sebagai sasaran pembangunan berkelanjutan yang telah diluncurkan pada Februari 2024. Terkait peluncuran VLR, Ibu Kota Nusantara merupakan ibu kota pertama di dunia yang menyampaikan VLR-nya kepada PBB,” ungkap Troy.

“Ibu Kota Nusantara juga dirancang agar sesuai dengan prinsip green economy yang dimana mengedepankan beberapa prinsip. Beberapa prinsip tersebut, antara lain; Pertama, selaras dengan alam. Pada dasarnya lebih dari 65% luas Ibu Kota Nusantara merupakan area untuk ruang hijau. Kedua, rendah emisi karbon. Ibu Kota Nusantara sedang dirancang agar dapat menggunakan energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan energi nantinya serta 60% penghematan energi untuk konservasi energi dalam gedung. Ketiga, prinsip sirkular dan tangguh. IKN dirancang agar dimana lebih dari 10% luas lahan disediakan untuk memenuhi produksi pangan,” tambah Troy Pantouw, dalam siaran pers yang diterima Kompas.tv, Minggu (10/3).

Saat berbicara tentang tantangan penyusutan Kawasan hutan yang berpotensi menimbulkan bencana alam dan konflik dengan satwa, Troy Pantouw menjelaskan bahwa IKN telah menetapkan langkah-langkah strategis untuk mitigasi masalah lingkungan di kawasannya.

“Lebih jauh, IKN telah merancang dan membuat Koridor Satwa dalam Kawasan Lindung, yang dibagi menjadi koridor alami dan buatan, sebagai inisiatif untuk meminimalisir konflik antara aktivitas manusia dan satwa liar,” papar Troy.

Dirinya mengatakan, Otorita IKN telah proaktif dalam mengatasi permasalahan ini, dengan menerapkan strategi komprehensif untuk menjaga kelestarian lingkungan. 

“Kami berkomitmen untuk pembangunan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, yang harmonis dengan alam dan masyarakat sekitar,” lanjutnya.

Turut hadir dalam seminar ini antara lain: Ir. Ary Sudijanto, M.SE selaku Kepala Badan Standardisasi Instrumen, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Morgan Oey selaku Influencer, Tizar Shahwirman selaku Group Lead of Employer Branding GoTo Group, Dwi Suci Candraningsih selaku Corporate Communication Senior Executive PT. Paragon Technology and Innovation, Jessica Novia selaku Founder CarbonEthics, dan Muhammad Rizki Kresnawan selaku Senior Project Manager Energy System Climateworks Centre. 

Baca Juga: AHY Sebut Persoalan Lahan IKN Segera Selesai: Clean and Clear

Sebagai tambahan, Otorita IKN saat ini berupaya meningkatkan jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan. 

“Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Otorita IKN untuk menciptakan keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan, memastikan bahwa IKN berkembang sebagai kota masa depan yang berkelanjutan dan harmonis dengan alam,” tutup Troy Pantouw.

Sementara itu ketua AIESEC Indonesia Azi Amarul, menilai saat ini Green Economy and Sustainability menjadi fokus utama dan komitmen bagi AIESEC Indonesia.

“Green Economy and Sustainability merupakan salah satu fokus utama dan komitmen bagi AIESEC Indonesia sebagai Global Youth Leader Organization, dan terus bertekad untuk memfasilitasi para–Youth Leaders agar dapat berkontribusi dalam pembangunan dunia yang lebih berkelanjutan," jelas Azi Amarul.

Penulis: Gading Persada

 

Penulis : Redaksi Kompas TV Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU