Ramai Pilot Batik Air Tertidur Saat Terbang Kendari-Jakarta, Bolehkah Pilot Tidur Saat Mengudara?
Peristiwa | 9 Maret 2024, 14:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Laporan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan bahwa pilot dan kopilot Batik Air tertidur selama 28 menit saat terbang dari Kendari menuju Jakarta pada 25 Januari 2024 hingga pesawat keluar jalur.
Temuan ini membantah alibi pilot yang saat itu beralasan mengalami masalah radio komunikasi sehingga tak dapat menanggapi petugas lalu lintas udara.
Tidak ada korban dalam insiden ini. Sebanyak 153 penumpang dan pesawat bisa mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta.
Baca Juga: Pilot-Kopilot Batik Air Tertidur Saat Terbang, Kemenhub Beri Teguran Tegas dan Lakukan Investigasi
Lantas, bolehkah pilot boleh tidur saat menerbangkan pesawat?
Melansir Flight Deck Friend, pilot boleh tidur saat tengah mengudara, tetapi dengan aturan yang sangat ketat. Pilot umumnya diizinkan tidur bagi yang tengah melakukan penerbangan jarak jauh. Untuk penerbangan jarak pendek, tidur diizinkan guna istirahat demi menghindari efek kelelahan.
Istirahat bagi pilot dikategorikan ke dalam dua jenis, yakni controlled rest (istirahat terkendali) dan bunk rest (istirahat di tempat tidur).
Controlled rest dilakukan di dalam kokpit, sedangkan bunk rest dilakukan di kabin penumpang yang disediakan khusus untuk pilot atau di tempat tidur susun khusus kru yang biasanya ada pada pesawat jarak jauh.
Istirahat atau tidur menjadi praktik standar di seluruh industri penerbangan karena dinilai dapat meningkatkan keselamatan penerbangan.
Namun demikian, setidaknya ada satu pilot yang terjaga dan memegang kendali saat pilot yang lain tengah istirahat.
Baca Juga: Pilot-Kopilot Batik Air Tertidur 28 Menit Saat Terbang Kendari-Jakarta, Pesawat Keluar Jalur
Controlled Rest
Istirahat terkendali memungkinkan salah satu pilot untuk tidur hingga 45 menit selama fase beban kerja rendah. Hal ini berguna untuk meningkatkan kewaspadaan untuk fase beban kerja tinggi, misalnya saat mendaratkan pesawat.
Prinsip istirahat terkendali ini setara dengan “power nap”. Idealnya, pilot tidur selama 10-20 menit untuk membatasi tahapan tidur non-rapid eye motion (NREM) yang lebih ringan.
Tidur 30-60 menit dapat mengakibatkan inersia tidur yang justru membuat pilot berpotensi merasa pening dan lebih lelah.
Aturan Tidur Pilot Saat Terbang
Beberapa aturan penting yang harus dipatuhi saat pilot hendak melakukan istirahat terkendali selama penerbangan, di antaranya:
- Harus didiskusikan dan disetujui oleh kedua pilot
- Istirahat terkendali dibatasi 10-40 menit.
- Hanya satu pilot yang boleh mengambil istirahat terkendali pada satu waktu di kokpit, tetapi kursinya ditarik menjauh dari kendali pesawat.
- Setelah terbangun dari tidur, pilot harus menghindari pengoperasioan kontrol selama jangka waktu tertentu untuk memastikan ia sudah terbangun dan waspada. Umumnya, hal ini dilakukan 15 menit.
- Pilot yang beristirahat harus memastikan pilot yang terjaga diberi pengarahan yang memadai agar pilot tersebut dapat melaksanakan tugasnya selama operasi pilot tunggal.
Baca Juga: Pencarian Pesawat Kargo Pilatus yang Hilang Dilanjutkan Hari Ini, Basarnas Koordinasi dengan BMKG
Tempat Tidur untuk Pilot
Sebagian pesawat jarak jauh memiliki tempat tidur tersembunyi yang digunakan pilot dan awak kabun tidur tanpa terlihat oleh penumpang.
Penerbangan jarak jauh umumnya membutuhkan 3-4 pilot agar masing-masing dapat bergantian beristirahat dan menerbangkan pesawat.
Dua pilot yang sama memegang kendali untuk lepas landas dan mendarat, sedangkan pilot lainnya akan mengambil kendali untuk segmen penerbangan lainnya.
Pilot tambahan yang tidak memegang kendali saat lepas landas dan mendarat umumnya disebut sebagai Heavy Crew.
Sesaat setelah lepas landas, pilot pertama akan menuju tempat tidur khusus dan istirahat selama jangka waktu tertentu sebelum bergiliran dengan pilot lain.
Selama penerbangan, para pilot akan bergantian. Hingga sekitar satu jam sebelum mendarat, pilot yang bertugas saat lepas landas akan kembali ke kokpit dan memegang kendali.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Flight Deck Friend