> >

KPU Bantah Bikin Algoritma yang Buat Suara Ganjar-Mahfud Mentok 17 Persen

Rumah pemilu | 8 Maret 2024, 19:56 WIB
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (27/2/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Pemilihan Umum (KPU) membantah adanya algoritma di Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang membuat perolehan suara pasangan Capres dan Cawapres tertentu mentok 17 persen. 

Adapun dugaan adanya algoritma tersebut diungkap oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Hasto menyebut hasil diskusi dari para pakar informasi teknologi, ada algoritma yang mengunci perolehan suara Ganjar-Mahfud maksimum 17 persen. 

Ketua KPU Hasyim Asy'ari memastikan tidak ada sistem yang dibuat oleh KPU untuk menekan perolehan suara pasangan calon (Paslon) capres-cawapres ataupun suara partai hingga calon legislatif tertentu. 

Hasyim menjelaskan perolehan suara di Sirekap merupakan data dari lapangan yang diunggah. Meskpun ada anomali namun perolehan hasil penghitungan suara di TPS bisa dilihat dan diunduh langsung di Sirekap. 

"KPU membantah ya, bahwa KPU tidak pernah mematok, tidak pernah mengunci, tidak pernah menargetkan partai tertentu, pasangan calon tertentu, sejak awal harus suaranya sekian, tidak ada," ujar Hasyim di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (8/3/2024) dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Soal Perolehan Suara Ganjar-Mahfud Terkunci di 17 Persen, Hasto Kristiyanto Buka Suara

Hasyim menambahkan pemungutan suara bersifat secara langsung, artinya perolehan suara yang ada merupakan hasil suara dari para pemilih yang menggunakan hak suara mereka. 

Ia juga memastikan KPU tidak bisa mengontrol jumlah pemilih yang hadir menggunakan hak suara mereka, apalagi untuk mematok perolehan suara masing-masing kandidat. 

"Jadi tidak ada KPU kemudian sudah, istilahnya tadi,  sudah mengunci di angka sekian persen, tidak pernah ada situasi itu," ujar Hasyim. 

Sebelumnya DPP PDI-P mencurigai ada upaya yang dilakukan buat menekan perolehan suara capres dan cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mentok di 17 persen.

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menjelaskan kecurigaan tersebut terjawab setelah pihaknya menemui parkar-pakar informasi teknologi untuk menelusuri data perolehan suara Ganjar-Mahfud yang di Sirekap.

Baca Juga: Mahfud soal Ganjar Dilaporkan ke KPK: Saya Tak Tertarik Ikuti Kasusnya

Hasilnya pakar IT menemukan adanya algoritma atau metode yang direncanakan secara tersusun dalam sistem IT yang mengunci suara Ganjar-Mahfud maksimal sebesar 17 persen.

"Kami banyak bertemu dengan pakar IT yang menemukan persoalan yang sangat fundamental, misalnya dimasukkannya suatu algoritma untuk nge-lock perolehan Pak Ganjar itu hanya maksimum 17 persen," ujar Hasto di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (7/3/2024).

Hasto menambahkan selain itu ditemukan juga sebuah program untuk mengunci autentifikasi terhadap multifaktor yang seharusnya diberikan akses kepada orang-orang tertentu saja. Kemudian ada intersep dalam hasil hitung cepat Pilpres 2024. 

Atas dugaan tersebut, Hasto mendorong perlunya audit forensik dan audit meta C-1 untuk mengungkap potensi kecurangan yang terjadi dalam penghitungan suara Pemilu 2024. 

"Ini yang akan kami lakukan sebagai bagian dari temuan-temuan yang sangat penting," ujarnya. 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU