> >

Direktur Lembaga Survei Heran Suara PSI Melompat Tinggi: Quick Count yang Salah atau PSI yang Hebat?

Rumah pemilu | 4 Maret 2024, 21:36 WIB
Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyerahkan surat keputusan pengangkatan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI saat acara Kopi Darat Nasional: Deklarasi Politik PSI di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Senin (25/9/2023). (Sumber: Rony Ariyanto Nugroho/Kompas.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menilai lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang terjadi belakangan ini di luar batas kewajaran. Adi menggarisbawahi perolehan suara sementara PSI yang naik melampaui prediksi hitung cepat (quick count) berbagai lembaga survei di Pemilu 2024.

Adi menekankan, hasil hitung cepat selama ini selalu akurat memprediksi hasil akhir pemilu. Menurutnya, wajar jika peningkatan suara PSI yang sekitar 0,6 persen belakangan ini menuai berbagai kecurigaan.

"Kalau kemudian PSI, yang suaranya sudah melampaui 3 persen itu menjadi tanda tanya, ini kemudian orang bertanya-tanya ini quick count-nya yang salah, PSI-nya yang hebat, atau memang KPU-nya juga perlu diaudit secara investigatif?" kata Adi dalam program "Kompas Petang" Kompas TV, Senin (4/3/2024).

Adi menerangkan, saat data suara sudah masuk di atas 50 persen, umumnya tren naik/turun suara berllangsung landai. Demikian, jika ada partai yang menunjukan lonjakan suara signifikan, wajar jika menuai kecurigaan.

Baca Juga: Soal Suara PSI Melonjak, KPU: Tidak Ada Penggelembungan, Hanya Ketidakakuratan

Adi pun mendesak KPU segera membuka data rekapitulasi berjenjang. KPU disebutnya perlu memberi penjelasan kenapa PSI naik lebih signifikan dibanding partai lain.

"Saya kira KPU harus mulai speak up kepada publik tentang keramaian terkait PSI, ya, minimal untuk mengamputasi kesimpangsiuran. Ada logika-logika (penjelasan) yang bisa dipahami secara umum," katanya.

Sementara itu, juru bicara DPP PSI, Ariyo Bimo menyebut hampir semua partai juga menunjukkan kenaikan. Ariyo menilai kenaikan jumlah suara partainya, yakni dari 1,96 juta suara ke 2,3 juta suara pada periode 25 Februari hingga 1 Maret masih wajar.

"Hanya sekitar 400 ribu (suara), kalau dibandingkan partai-partai lain itu jauh sekali. Mulai terlihat (kenaikan suara) di daerah-daerah seperti DKI, meskipun DKI masih jauh juga, masih 55 persen masuk, kemudian di NTT, Jawa Timur, dan di daerah-daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat," katanya.

Meskipun demikian, juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Chico Hakim menilai penambahan suara 0,6 persen yang dialami PSI amat besar. Chico pun mempertanyakan apakah PSI memiliki basis massa yang banyak di berbagai daerah sehingga suaranya bisa naik signifikan.

"Itu (kenaikan 0,6 persen PSI) sama dengan kalau PDIP naiknya 5 persen, ini yang harus dipahami ketika kita bicara angka. Kita harus bicara tren dan persentase yang ada, kita bandingkan," kata Chico.

Baca Juga: Jajak Pendapat Kompas: 49,5 Persen Responden Yakin Hak Angket DPR dapat Terwujud

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU