> >

Pengamat Yakin Ada Upaya Timbal Balik dari Pemberian Penghargaan Jenderal Kehormatan untuk Prabowo

Politik | 29 Februari 2024, 20:34 WIB
Direktur Eksekutif Parameter Indonesia, Adi Prayitno dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Kamis (29/2/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

Menjawab pertanyaan mengenai ramainya isu tentang menteri-menteri yang kelak akan duduk di kabinet Prabowo-Gibran, Adi mengatakan bahwa secara prinsip Jokowi memang enggan melepaskan begitu saja postur pemerintahan.

“Secara peinsip memang sangat terlihat bahwa Pak Jokowi itu kelihatan tidak mau melepaskan begitu saja soal postur pemerintahan dan postur kabinet lima tahun yang akan datang, ketika Pak Prabowo dan Gibran ditetapkan sebagai preiden dan wakil presiden terpilih.”

Baca Juga: Pro-Kontra Prabowo Subianto Naik Pangkat, Presiden Jokowi: Bukan Transaksi Politik

“Pak Jokowi tentu ingin kelihatan ‘punya saham, punya investasi’ yang juga bisa didengarkan dan dilakukan oleh Prabowo dan Gibran,” tuturnya.

Apalagi, kata dia, Gibran merupakan anak Jokowi, yang nentinya bia saja menjadi perantara kebijakan politik dan kepentingan politik Jokowi.

“Saya kira akan menjadi perantara di mana semua kebijakan poliitk, kepentingan politik, kebijakan-kebjakan strategis lainnya akan disampaikan sebagai upaya bahwa Pak Jokowi setelah 2024 ini nggak selesai.”

“Pasca di 2024 sekalipun Jokowi tidak lagi menjadi presiden, tapi pengaruh, tapi petuah politiknya tetap dijalankan oleh presiden dan wakil presiden terpilih,” kata dia.

Adi menyebut sinyalemen ini yang sepertnya bisa ditangkap oleh publik, oleh karena itu wajar jika kemudian ketika Gibran maju sebagai wakil Prabowo, dianggap sebagai bahasa lain pemerintahan Jokowi yang ketiga.

“Ini adalah bahasa lain di mana Pak Jokowi memerintah untuk yang ketiga kalinya tapi melalui Gibran yang berpasangan dengan Prabowo Subianto.”

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU